LGBT menjadi trending topic masalah sosial di Indonesia. Walau bukan hal yang aneh. Keberadaannya memang ada, pendukungnya ada, pelakunya ada. Ada yang membenci ada yang netral-netral aja. Bagi yang tak suka ada banyak alasan dari bentuk perilaku yang tak rasional, bertentangan dengan nilai norma dan logika agama hingga ketakutan terhadap menyebarnya penyakit menular seperti HIV . Bagi yang mendukung juga banyak alasan , mereka manusia juga, mereka punya hak hidup, apalagi sebagai warga negara Indonesia. Secara sosiologis LGBT termasuk kategori penyimpangan sosial karena harus dipecahkan secara sosial, tetapi ilmu sosiologi bukan ilmu yang tidak terikat dengan ilmu-ilmu lain, sosiologi membutuhkan ilmu-ilmu lain untuk mengatasi fenomena sosial ini. Karena itu perlu ada pendekatan sosiologis untuk mengatasinya, perlu ada pendekatan agama untuk tetap membuat mereka menjadi makhluk Tuhan yang sholeh, perlu ada politik untuk membendung budaya LGBT melalui pelembagaan nilai dan norma yang tujuannya mempersempit proses terjadinya LGBT seperti Undang-undang yang melarang acara yang mendukung maraknya sosialisasi pola hidup LGBT, Undang-undang yang mewajibkan pelaku LGBT mempelajari agama secara lebih rasional dan kontinue, Undang-undang tentang bantuan klinis dan psikologis untuk mereka. Semua produk undang-undang dan peraturan agar Indonesia tidak menjadi seperti kaum Nabi Luth atau penduduk kota Italia yang menjadi korban Gunung Vesopius.
Learning Sosiologi for student Belajar sosiologi masyarakat pedesaan Belajar sosiologi masyarakat perkotaan Belajar sosiologi masyarakat industri Belajar sosiologi masyarakat dunia maya
2016/03/16
Sosiologi : LGBT
LGBT menjadi trending topic masalah sosial di Indonesia. Walau bukan hal yang aneh. Keberadaannya memang ada, pendukungnya ada, pelakunya ada. Ada yang membenci ada yang netral-netral aja. Bagi yang tak suka ada banyak alasan dari bentuk perilaku yang tak rasional, bertentangan dengan nilai norma dan logika agama hingga ketakutan terhadap menyebarnya penyakit menular seperti HIV . Bagi yang mendukung juga banyak alasan , mereka manusia juga, mereka punya hak hidup, apalagi sebagai warga negara Indonesia. Secara sosiologis LGBT termasuk kategori penyimpangan sosial karena harus dipecahkan secara sosial, tetapi ilmu sosiologi bukan ilmu yang tidak terikat dengan ilmu-ilmu lain, sosiologi membutuhkan ilmu-ilmu lain untuk mengatasi fenomena sosial ini. Karena itu perlu ada pendekatan sosiologis untuk mengatasinya, perlu ada pendekatan agama untuk tetap membuat mereka menjadi makhluk Tuhan yang sholeh, perlu ada politik untuk membendung budaya LGBT melalui pelembagaan nilai dan norma yang tujuannya mempersempit proses terjadinya LGBT seperti Undang-undang yang melarang acara yang mendukung maraknya sosialisasi pola hidup LGBT, Undang-undang yang mewajibkan pelaku LGBT mempelajari agama secara lebih rasional dan kontinue, Undang-undang tentang bantuan klinis dan psikologis untuk mereka. Semua produk undang-undang dan peraturan agar Indonesia tidak menjadi seperti kaum Nabi Luth atau penduduk kota Italia yang menjadi korban Gunung Vesopius.
2016/01/04
Sosiologi: dampak positif perubahan budaya
Sosiologi : Dampak positif perubahan budaya
Pembangunan menimbulkan perubahan
besar dimasyarakat. Dari cara berfikir,
cara pandang, cara penggunaan mengalami perubahan. Perubahan-perubahan fisik terjadi,
berbagai tantangan hidup muncul, berbagai peluang hidup muncul,
standar-standar kompetensi baru terbentuk.
Perubahan- perubahan ini membuat dampak yang besar bagi manusia yang ada dipusat pembangunan maupun yang jauh
dari pusat pembangunan. Ada yang positif
namun ada juga yang negative.
Dampak positif yang diharapkan
dari perubahan budaya akibat pembangunan ini diantaranya :
1. Mengubah
pola piker masyarakat yang tradisional yang sempit ke pola piker yang modern
dan luas. Pola piker masyarakat tradisional umumnya didominasi cara berfikir
yang percaya kepada takhyul, serba gaib.
Bukan berfikir yang rasional dan sistematis. Karena itu, pembangunan diharapkan dapat
mengubah cara berfikir masyarakat yang didasarkan pada takhayul, mitos, mistik
ke cara berfikir yang rasional, penggunaan logika berfikir, pada cara berfikir
yang sistematis.
2. Terciptanya
lapangan kerja baru. Pembangunan mengubah banyak hal. Ada peluang-peluang baru, termasuk dibidang
pekerjaan memunculkan lapangan kerja baru.
Sebuah contoh , ketika pemerintah Indonesia membangun pedalaman Kalimantan
atau pedalaman pulau Papua, dengan mendirikan sekolah, bukan hanya gedung
sekolah, tetapi dibutuhkan guru, tenaga tata usaha, ahli bangunan, dibutuhkan
jalan dan jembatan yang baik untuk anak
sekolah. Ketika daerah pedesaan dibangun
dibutuhkan kepala Desa dan aparat desa yang terdidik . Ketika pemerintah
membangun pusat kesehatan masyarakat ( PUSKESMAS ) dibutuhkan Dokter, perawat,
bidan, tenaga administrasi, alat dan obat kesehatan. Semuanya
menghadirkan lapangan kerja baru bukan hanya untuk penduduk didaerah
pedalaman Kalimantan dan Papua, tetapi juga bagi daerah-daerah lain untuk
mengisi kekososngan tenaga di pedalaman Kalimantan dan Papua.
3. Meningkatkan
etos kerja masyarakat. Dampak positif
yang diharapkan dari adanya pembangunan adalah meningkatnya etos kerja
masyarakat. Kehadiran sebuah lembaga
pendidikan, puskesmas, pabrik dan lain-lain menuntut setiap orang untuk kerja
dengan standard an prosedur kerja. Ini
berarti menuntut etos kerja. Semakin tinggi beban pekerjaan maka
dibutuhkan etos kerja yang tinggi pula.
2015/12/19
Sosiologi: basic needs biologic
Sosiologi : basic needs biologic
Dalam diri manusia terdapat
unsure ruh dan unsure fisik biologis.
Kebutuhan ruh berbeda dengan kebutuhan fisik biologis manusia. Kebutuhan ruh lebih berdimensi pada pemenuhan
kebutuhan rohani , psikologis dan sosiologis.
Sementara kebutuhan biologis lebih merujuk kepada kebutuhan yang didasarkan dorongan-dorongan
biologis.
Kebutuhan biologis merupakan
kebutuhan paling mendasar dan bersifat instingtif. Kebutuhan ini juga dimiliki oleh
binatang. Bila kebutuhan instingtif
binatang tak disertai kebutuhan rohani dan psikososial. Tetapi, kebutuhan biologis manusia
diikat dan tak bisa dilepaskan dari
pemenuhan kebutuhan rohani dan psikososial.
Ketidakterlepasan pemenuhan
kebutuhan biologis dari pemenuhan kebutuhan rohani dan psikososial tak lepas
dari bila kebutuhan biologis tak ada
control dari nilai-nilai rohani dan
pertimbangan psikososial, maka manusia tak lebih baik dari binatang dan akan
menciptakan disintegrasi sosial.
Kebutuhan biologis manusia diantaranya adalah :
1. Pemenuhan
untuk mempertahankan diri. Upaya
mempertahan diri membuat seorang bayi menangis untuk memberitahukan
kebutuhannya. Seorang ibu akan melakukan apapun untuk mempertahankan hidup diri
anaknya. Sebuah foto yang mengejutkan
dunia ketika memperlihatkan seorang wanita, seorang ibu, memeluk bayinya,
untuk melindungi bayinya dari senjata
kimia yang dilakukan oleh rezim Sadam Husein.
Kebutuhan dasar ini yang mendorong manusia untuk makan, minum, menghirup
oksigen dan berusaha untuk tidak sakit.
2. Kebutuhan biologis kedua adalah kebutuhan
untuk melanjutkan keturunan. Manusia
laki-laki membutuhkan seorang wanita untuk dicintainya, demikian juga seorang
wanita membutuhkan cinta seorang pria.
Hubungan percintaan mereka didorong untuk memiliki anak sebagai pelanjut
keturunan. Dari pemenuhan kebutuhan
biologis ini lahir pranata sosial perkawinan, nilai dan norma perkawinan, adat
istiadat dan tata upacara perkawinan.
Setiap manusia
berharap hidup sampai tua. Namun, ketika
terus memasuki usia tua, secara sosial ia menjadi manusia yang kian matang,
tetapi, secara fisik ia akan kembali melemah bahkan akan seperti bayi lagi,
butuh pertolongan manusia lain untuk mengurusnya. Dalam konteks ini, maka setiap orang ingin
memiliki anak agar kelak bila ia tua ada yang mengurus hingga ke mengurus kematiannya
dan mendoakannya.
3. Kebutuhanbiologis ketiga adalah kebutuhan untuk mengekspresikan diri biologisnya. Manusia ingin memperlihatkan kekuatan
fisiknya, ia berlatih dan berolahraga untuk membuat dirinya terlihat
kecantikannya, ketampanannya, keuletan
kerjanya, dll. Manusia rela menghabiskan
waktu untuk memenuhi keinginan agar sempurna secara fisik biologisnya. Kesempurnaan fisik biologis memberi nilai
lebih dan rasa percaya diri tinggi serta kebanggaan diri. Kebutuhan ini merupakan wujud ekspresi diri
ditengah masyarakatnya, bahwa ia ada dan ia adalah pribadi yang harus
diperhatikan dari sisi fisik oleh orang lain.
Langganan:
Postingan (Atom)
-
Bentuk, sifat dan pola sosialisasi Bentuk sosialisasi 1. Sosialisasi primer , sosialisasi primer adalah sosialisasi yang ber...
-
SOSIALISASI “ Orangtua memiliki keinginan agar anaknyua dapat memahami nilai, norma dan keterampilan masyarakatnya, sehingga anaknya dapa...
-
P engertian perubahan menurut KBBI merupakan suatu hal (keadaan) yang berubah; peralihan; pertukaran. Perubahan dalam diri manusia suda...