2016/03/16

Sosiologi : LGBT


LGBT menjadi trending topic masalah sosial di Indonesia. Walau bukan hal yang aneh. Keberadaannya memang ada, pendukungnya ada, pelakunya ada. Ada yang membenci ada yang netral-netral aja. Bagi yang tak suka ada banyak alasan dari bentuk perilaku yang tak rasional, bertentangan dengan nilai norma dan logika agama hingga ketakutan terhadap menyebarnya penyakit menular seperti HIV . Bagi yang mendukung juga banyak alasan , mereka manusia juga, mereka punya hak hidup, apalagi sebagai warga negara Indonesia. Secara sosiologis LGBT termasuk kategori penyimpangan sosial karena harus dipecahkan secara sosial, tetapi ilmu sosiologi bukan ilmu yang tidak terikat dengan ilmu-ilmu lain, sosiologi membutuhkan ilmu-ilmu lain untuk mengatasi fenomena sosial ini. Karena itu perlu ada pendekatan sosiologis untuk mengatasinya, perlu ada pendekatan agama untuk tetap membuat mereka menjadi makhluk Tuhan yang sholeh, perlu ada politik untuk membendung budaya LGBT melalui pelembagaan nilai dan norma yang tujuannya mempersempit proses terjadinya LGBT seperti Undang-undang yang melarang acara yang mendukung maraknya sosialisasi pola hidup LGBT, Undang-undang yang mewajibkan pelaku LGBT mempelajari agama secara lebih rasional dan kontinue, Undang-undang tentang bantuan klinis dan psikologis untuk mereka. Semua produk undang-undang dan peraturan agar Indonesia tidak menjadi seperti kaum Nabi Luth atau penduduk kota Italia yang menjadi korban Gunung Vesopius.

2016/01/04

Sosiologi: dampak positif perubahan budaya

Sosiologi : Dampak positif perubahan budaya

Pembangunan menimbulkan perubahan besar dimasyarakat.  Dari cara berfikir, cara pandang, cara penggunaan mengalami perubahan.  Perubahan-perubahan fisik  terjadi,  berbagai tantangan hidup muncul, berbagai peluang hidup muncul, standar-standar kompetensi baru terbentuk.  Perubahan- perubahan ini membuat dampak yang besar bagi manusia  yang ada dipusat pembangunan maupun yang jauh dari pusat pembangunan.  Ada yang positif namun ada juga yang negative.
Dampak positif yang diharapkan dari perubahan budaya akibat pembangunan ini diantaranya :
1.       Mengubah pola piker masyarakat yang tradisional yang sempit ke pola piker yang modern dan luas. Pola piker masyarakat tradisional umumnya didominasi cara berfikir yang percaya kepada takhyul, serba gaib.  Bukan berfikir yang rasional dan sistematis.  Karena itu, pembangunan diharapkan dapat mengubah cara berfikir masyarakat yang didasarkan pada takhayul, mitos, mistik ke cara berfikir yang rasional, penggunaan logika berfikir, pada cara berfikir yang sistematis.
2.       Terciptanya lapangan kerja baru. Pembangunan mengubah banyak hal.  Ada peluang-peluang baru, termasuk dibidang pekerjaan memunculkan lapangan kerja baru.  Sebuah contoh , ketika pemerintah Indonesia membangun pedalaman Kalimantan atau pedalaman pulau Papua, dengan mendirikan sekolah, bukan hanya gedung sekolah, tetapi dibutuhkan guru, tenaga tata usaha, ahli bangunan, dibutuhkan jalan dan jembatan  yang baik untuk anak sekolah.  Ketika daerah pedesaan dibangun dibutuhkan kepala Desa dan aparat desa yang terdidik . Ketika pemerintah membangun pusat kesehatan masyarakat ( PUSKESMAS ) dibutuhkan Dokter, perawat, bidan, tenaga administrasi, alat dan obat kesehatan.  Semuanya  menghadirkan lapangan kerja baru bukan hanya untuk penduduk didaerah pedalaman Kalimantan dan Papua, tetapi juga bagi daerah-daerah lain untuk mengisi kekososngan tenaga di pedalaman Kalimantan dan Papua.

3.       Meningkatkan etos kerja masyarakat.  Dampak positif yang diharapkan dari adanya pembangunan adalah meningkatnya etos kerja masyarakat.  Kehadiran sebuah lembaga pendidikan, puskesmas, pabrik dan lain-lain menuntut setiap orang untuk kerja dengan standard an prosedur kerja.  Ini berarti  menuntut etos kerja.  Semakin tinggi beban pekerjaan maka dibutuhkan etos kerja yang tinggi pula.

2015/12/19

Sosiologi: basic needs biologic

Sosiologi : basic needs biologic

Dalam diri manusia terdapat unsure ruh dan unsure fisik biologis.  Kebutuhan ruh berbeda dengan kebutuhan fisik biologis manusia.  Kebutuhan ruh lebih berdimensi pada pemenuhan kebutuhan rohani , psikologis dan sosiologis.  Sementara kebutuhan biologis lebih merujuk kepada  kebutuhan yang didasarkan dorongan-dorongan biologis.

Kebutuhan biologis merupakan kebutuhan paling mendasar dan bersifat instingtif.  Kebutuhan ini juga dimiliki oleh binatang.  Bila kebutuhan instingtif binatang tak disertai kebutuhan rohani dan psikososial.  Tetapi, kebutuhan biologis manusia diikat  dan tak bisa dilepaskan dari pemenuhan kebutuhan rohani dan psikososial.

Ketidakterlepasan pemenuhan kebutuhan biologis dari pemenuhan kebutuhan rohani dan psikososial tak lepas dari bila kebutuhan biologis  tak ada control   dari nilai-nilai rohani dan pertimbangan psikososial, maka manusia tak lebih baik dari binatang dan akan menciptakan disintegrasi sosial.

Kebutuhan  biologis manusia diantaranya adalah :
1.       Pemenuhan untuk mempertahankan diri.  Upaya mempertahan diri membuat seorang bayi menangis untuk memberitahukan kebutuhannya. Seorang ibu akan melakukan apapun untuk mempertahankan hidup diri anaknya.  Sebuah foto yang mengejutkan dunia ketika memperlihatkan seorang wanita, seorang ibu, memeluk bayinya, untuk  melindungi bayinya dari senjata kimia yang dilakukan oleh rezim Sadam Husein.  Kebutuhan dasar ini yang mendorong manusia untuk makan, minum, menghirup oksigen dan berusaha untuk tidak sakit.
2.        Kebutuhan biologis kedua adalah kebutuhan untuk melanjutkan keturunan.  Manusia laki-laki membutuhkan seorang wanita untuk dicintainya, demikian juga seorang wanita membutuhkan cinta seorang pria.  Hubungan percintaan mereka didorong untuk memiliki anak sebagai pelanjut keturunan.  Dari pemenuhan kebutuhan biologis ini lahir pranata sosial perkawinan, nilai dan norma perkawinan, adat istiadat dan tata upacara perkawinan.
Setiap manusia berharap hidup sampai tua.  Namun, ketika terus memasuki usia tua, secara sosial ia menjadi manusia yang kian matang, tetapi, secara fisik ia akan kembali melemah bahkan akan seperti bayi lagi, butuh pertolongan manusia lain untuk mengurusnya.  Dalam konteks ini, maka setiap orang ingin memiliki anak agar kelak bila ia tua ada yang mengurus hingga ke mengurus kematiannya dan mendoakannya.

3.       Kebutuhanbiologis ketiga adalah kebutuhan untuk mengekspresikan diri biologisnya.  Manusia ingin memperlihatkan kekuatan fisiknya, ia berlatih dan berolahraga untuk membuat dirinya terlihat kecantikannya, ketampanannya,  keuletan kerjanya, dll.  Manusia rela menghabiskan waktu untuk memenuhi keinginan agar sempurna secara fisik biologisnya.  Kesempurnaan fisik biologis memberi nilai lebih dan rasa percaya diri tinggi serta kebanggaan diri.  Kebutuhan ini merupakan wujud ekspresi diri ditengah masyarakatnya, bahwa ia ada dan ia adalah pribadi yang harus diperhatikan dari sisi fisik oleh orang lain.

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan