2015/03/20

Bentuk, sifat dan pola Sosialisasi

Bentuk, sifat dan pola sosialisasi

Bentuk sosialisasi
1.       Sosialisasi primer , sosialisasi primer adalah  sosialisasi yang berlangsung dirumah dan pertama kali diterima anak.  Ketika seorang anak lahir ia mulai bersosialisasi dengan ibunya, bapaknya, nenek, kakek , dan saudara-saudara lainnya.  Sang bayi mengenal kasih saying dari orang-orang di sekelilingnya. Anak mulai mengenal kata – kata,  mengenal warna – warna dll dari keluarganya.  Seiring dengan pertumbuhan fisik dan intelektualnya, berbagai informasi, nilai dan norma, berbagai aturan lainnya dikenalkan oleh orangtua ke anaknya didalam lingkungan keluarganya oleh kedua orangtua dan anggota-anggota keluarga lainnya.http://www.sejarahduchie.blogspot.com
2.       Sosialisasi sekunder, sosialisasi ini berlangsung diluar rumah dilakukan oleh teman sabayanya, oleh tetangga, saudara jauh atau oleh masyarakat sekitarnya, oleh teman sekolah atau guru sekolahnya  termasuk oleh rekan kerjanya, rekan komunitasnya , rekan seorganisasinya dll.  Ia belajar berbagai peran, belajar nilai dan norma masyarakat, belajar berbagai keterampilan yang ada dan berkembang di lingkungan masyarakatnya.


Sifat sosialisasinya :
1.       Formal,  sosialisasi secara formal dilakukan dilembaga – lembaga resmi pemerintah, atau dilembaga – lembaga perusahaan. Dilembaga pemerintah maupun diperusahaan swasta, seseorang mempelajari berbagai peraturan, berbagai tata tertib, belajar standar operating procedure, belajar etika, belajar nilai dan norma serta skill yang ada dilembaganya.
Kemampuannya menyerap berbagai nilai, norma, etika dan skill yang ada dilembaganya akan menentukan posisinya, juga memperlihatkan kedalaman keterlibatannya dan kekuatan perannya dilembaganya tersebut.  Bagus tidaknya peran dia dilembaganya, diukur oleh parameter yang jelas dan hasilnya memperlihatkan kuantitas  dan kualitas keberhasilannya  dalam menerima apa yang sudah disosialisasikan kepadanya.
2.       Informal, sosialisasi informal berlangsung didalam masyarakat, melalui pergaulan dengan masyarakat sekitar.  Pergaulan ini bisa dengan teman seumur, teman komunitas, sesame anggota klub, atau dengan kelompok – kelompok sosial yang ada dimasyarakat.  Dari pergaulan ini bisa bertambah wawasan, keterampilan, nilai – nilai dan norma-norma baru, yang sebelumnya belum dimilikinya,  sehingga melalui pergaulan ini ia tumbuh menjadi lebih dewasa, lebih mentaati nilai dan norma masyarakatnya dan lebih ingroup dengan masyarakatnya.
Pola Sosialisasi :
1.       Pola sosialisasi refresif.  Pola refresif menekankan tindakan yang tegas, keras, atau menggunakan hukuman bila terjadi kesalahan.  Anak bolos sekolah uang jajannya dikurangi dan diawasi ketat.  Tetapi, pada masyarakat yang tradisional  anak yang malas belajar mendapat hukuman dengan pukulan bambu kecil  atau dengan pengusiran dari rumah.  Tindakan keras diambil bukan saja agar anak taat, tetapi agar anak lebih menghargai nilai dan norma yang ada di masyarakatnya. Sehingga, seorang anak dipola untuk  taat terhadap  nilai – nilai dan norma masyarakat dimana dia berada  dan tidak melanggar  dan menerima apa yang sudah menjadi nilai dan norma masyarakatnya.
2.       Pola  sosialisasi partisipatoris.  Pola ini lebih menekankan pada contoh yang diberikan oleh orang yang mensosialisasikan .  Dia mensosialisasikan   nilai  norma masyarakat dengan cara memberi keteladanan kepada orang – orang mempelajari nilai dan norma masyarakat. Mengajarkan sambil memberikan contohnya.

Demikian  bentuk , tipe, pola sosialisasi. Jangan lupa kunjungi : http://sejarahduchie.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan