Bentuk, sifat dan pola sosialisasi
Bentuk sosialisasi
1. Sosialisasi
primer , sosialisasi primer adalah
sosialisasi yang berlangsung dirumah dan pertama kali diterima
anak. Ketika seorang anak lahir ia mulai
bersosialisasi dengan ibunya, bapaknya, nenek, kakek , dan saudara-saudara
lainnya. Sang bayi mengenal kasih saying
dari orang-orang di sekelilingnya. Anak mulai mengenal kata – kata, mengenal warna – warna dll dari
keluarganya. Seiring dengan pertumbuhan
fisik dan intelektualnya, berbagai informasi, nilai dan norma, berbagai aturan
lainnya dikenalkan oleh orangtua ke anaknya didalam lingkungan keluarganya oleh
kedua orangtua dan anggota-anggota keluarga lainnya.http://www.sejarahduchie.blogspot.com
2. Sosialisasi
sekunder, sosialisasi ini berlangsung diluar rumah dilakukan oleh teman
sabayanya, oleh tetangga, saudara jauh atau oleh masyarakat sekitarnya, oleh
teman sekolah atau guru sekolahnya termasuk oleh rekan kerjanya, rekan
komunitasnya , rekan seorganisasinya dll.
Ia belajar berbagai peran, belajar nilai dan norma masyarakat, belajar
berbagai keterampilan yang ada dan berkembang di lingkungan masyarakatnya.
Sifat sosialisasinya :
1. Formal, sosialisasi secara formal dilakukan dilembaga
– lembaga resmi pemerintah, atau dilembaga – lembaga perusahaan. Dilembaga
pemerintah maupun diperusahaan swasta, seseorang mempelajari berbagai
peraturan, berbagai tata tertib, belajar standar operating procedure, belajar
etika, belajar nilai dan norma serta skill yang ada dilembaganya.
Kemampuannya
menyerap berbagai nilai, norma, etika dan skill yang ada dilembaganya akan
menentukan posisinya, juga memperlihatkan kedalaman keterlibatannya dan
kekuatan perannya dilembaganya tersebut.
Bagus tidaknya peran dia dilembaganya, diukur oleh parameter yang jelas
dan hasilnya memperlihatkan kuantitas
dan kualitas keberhasilannya dalam menerima apa yang sudah disosialisasikan
kepadanya.
2. Informal,
sosialisasi informal berlangsung didalam masyarakat, melalui pergaulan dengan
masyarakat sekitar. Pergaulan ini bisa
dengan teman seumur, teman komunitas, sesame anggota klub, atau dengan kelompok
– kelompok sosial yang ada dimasyarakat.
Dari pergaulan ini bisa bertambah wawasan, keterampilan, nilai – nilai dan
norma-norma baru, yang sebelumnya belum dimilikinya, sehingga melalui pergaulan ini ia tumbuh
menjadi lebih dewasa, lebih mentaati nilai dan norma masyarakatnya dan lebih
ingroup dengan masyarakatnya.
Pola Sosialisasi :
1. Pola
sosialisasi refresif. Pola refresif
menekankan tindakan yang tegas, keras, atau menggunakan hukuman bila terjadi
kesalahan. Anak bolos sekolah uang jajannya
dikurangi dan diawasi ketat. Tetapi,
pada masyarakat yang tradisional anak
yang malas belajar mendapat hukuman dengan pukulan bambu kecil atau dengan pengusiran dari rumah. Tindakan keras diambil bukan saja agar anak
taat, tetapi agar anak lebih menghargai nilai dan norma yang ada di masyarakatnya.
Sehingga, seorang anak dipola untuk taat
terhadap nilai – nilai dan norma
masyarakat dimana dia berada dan tidak
melanggar dan menerima apa yang sudah
menjadi nilai dan norma masyarakatnya.
2. Pola
sosialisasi partisipatoris. Pola ini lebih menekankan pada contoh yang
diberikan oleh orang yang mensosialisasikan .
Dia mensosialisasikan nilai norma masyarakat dengan cara memberi
keteladanan kepada orang – orang mempelajari nilai dan norma masyarakat.
Mengajarkan sambil memberikan contohnya.
Demikian bentuk , tipe, pola sosialisasi. Jangan lupa
kunjungi : http://sejarahduchie.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari