Paling tersulit dalam
bermasyarakat adalah menyelami kejiwaan seseorang. Tetapi, kpribadian siapapun dapat diamati
dari perilakunya sehari-hari. Perilaku
sehari-hari mencerminkan jiwa seseorang.
Setiap orang sulit menyembunyikan kepribadian aslinya dalam pergaulan
nyata, karena dalam pergaulan ada tantangan dan respons yang spontan. Sisi spontanitas ini yang membuka siapa dia
secara psikis. Walau penilaiannya
berdasarkan perilaku yang dilakukannya.
Disetiap bangsa dan masyarakat
akan terlihat cirri-ciri psikis mereka, yang mencerminkan kepribadian dari
orang tersebut. Orang dapat
menyembunyikan kepribadiannya dari orang lain, tetapi tak akan selamanya,
apalagi bila ia memiliki banyak saudara, teman, tetangga yang setiap hari
berinteraksi dengannya. Walaupun terjadi perubahan zaman, perubahan
budaya, tetapi cirri-ciri kepriadian seseorang tidak banyak berubah.
Budayawan Mochtar Lubis misalnya
menyimpulkan cirri – cirri psikis manusia Indonesia. Dikalangan bangsa Indonesia, terdapat
masyarakat Indonesia yang berciri hipokrit atau munafik, enggan bertanggung
jawab bila ada masalah, berjiwa feudal, percaya pada takhayul, berwatak lemah,
boros, tidak suka bekerja keras, kurang sabar, suka cemburu, dengki.
Sebenarnya sifat hipokrit atau
munafik, enggan bertanggung jawab bila ada masalah, berjiwa feudal, percaya
pada takhayul, berwatak lemah, boros, tidak suka bekerja keras, kurang sabar,
suka cemburu, dengki juga dimiliki manusia dari banyak Negara.
Sebaliknya, disamping adanya manusia
dengan kondisi psikis yang jelek, bangsa Indonesia memiliki banyak
manusia dengan cirri psikis yang bagus, diantaranya :
1. Menyukai
gaya hidup yang harmonis dengan manusia lainnya, misalnya membentuk komunitas
berdasarkan hoby yang lintas sara.
2. Hubungan
yang erat antara orangtua dengan anak.
Sebagai contoh nyata jutaan manusia pulang kampong untuk berlebaran
dengan orangtua, saudara dan sanak famili.
Mereka tidak peduli bahaya, macet, kehujanan, kepanasan, kelelahan, yang
penting bisa merayakan hari raya Idhul Fitri dengan keluarga. Bahkan tak segan untuk membelikan oleh-oleh
baju muslim yang terbaik yang bisa dipersembahkan.( www.anlatifplasabusana.com)
3. Suka
hidup damai, anti kekerasan, ingin masalah diselesaikan dengan musyawarah.
4. Memiliki
rasa humor yang tinggi. Setiap acara
apapun yang melibatkan banyak orang humor menjadi bagian yang tak terpisahkan.
5. Sikap
gotong royong yang tinggi, apalagi dipedesaan, gotong royong menjadi menu wajib
dalam mengisi kehidupan mereka. Mereka
tak segan gotong royong memperbaiki selokan, jalan, irigasi, membantu tetangga
yang hajatan, kematian ataupun sakit.
Penulis pernah mendapati Rumah sakit yang dipenuhi pengantar pasien.
6. Suka
bekerja keras. Para petani dipedesaan
bisa bekerja dari jam 6 pagi hingga jam 6 sore.
Mereka bekerja keras. Bila bisa
tanam, tua muda, laki perempuan semua turun kesawah. Hal tersebut menandakan banyaknya orang
Indonesia suka bekerja keras.
Ancaman terhadap
kepribadian bangsa Indonesia dating dari budaya luar yang kapitalistik,
liberaliustik, egoistic, diskriminatif.
Dan memanfaatkan kebaikan orang Indonesia untuk mengambil keuntungan dan
memperkaya diri. Sementara sumbangan
mereka terhadap masyarakat dan Negara sangat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari