2015/11/09

Pendorong Perubahan Sosial


Secara sosiologi ada masyarakat yang tertutup terhadap masyarakat lain, tetapi juga ada masyarakat yang sangat terbuka  terhadap para pendatang, termasuk terhadap datangnya berbagai budaya baru.  Kondisi tersebut menunjukkan adanya factor penghambat perubahan dan ada factor pendorong perubahan sosial disuatu masyarakat.
Uraian dibawah ini menunjukkan factor pendorong perubahan sosial didalam masyarakat, yaitu :
1.       Sistem pendidikan  yang maju
Pendidikan merupakan sarana yang ampuh untuk membentuk kepribadian, karakter, peningkatan wawasan, penajaman logika berfikir serta meningkatkan skill seorang individu.  Dengan pendidikan yang maju akan dihasilkan manusia-manusia yang memiliki kualitas dan kompetensi tinggi.  Dengan kualitas dan kompetemsi tinggi mereka akan mampu untuk kreatif dan inovatif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dialami dirinya maupun yang dialami masyarakatnya, bahkan bangsa dan negaranya.  Hadirnya orang-orang kreatif dan penuh inovasi akan melahirkan penemuan-penemuan baru ( invention ), yang membuat kerja manusia menjadi makin efektif, efisien dan ketika hasil penemuan baru mereka diterapkan maka akan melahirkan bentuk-bentuk kemajuan baru, terjadi perubahan sosial di masyarakat.  Sebagai contoh : penjualan tiket secara online melalui tiket.com membuat orang tak perlu lagi harus menginap, mengantri berjam-jam di tengah panas dan hujan untuk menyaksikan sebuah pertandingan bola atau sebuah konser musik, tetapi cukup buka smartphone , tablet atau laptop mereka bisa pesan dalam hitungan menit.  Dan tiket.com dapat menyelesaikan puluhan ribuan pemesan dalam waktu hitungan menit.  Sehingga, hadirnya tiket.com, menguntungkan bagi pembeli, pelaksana pertandingan, kepolisian pun tak perlu patrol untuk mencegah kerusuhan.
2.       Sikap menghargai karya orang lain.
Sikap menghargai karya orang lain sangat penting bagi suatu masyarakat, bukan saja sebagai sebuah motivasi bagi orang yang berkarya, tetapi, hasil karya memberi manfaat orang banyak, kemanfaatan inilah yang harus dihargai lebih lagi, karena tanpa orang-orang yang mau berkarya, maka perubahan-perubahan sosial tak akan terjadi .  Kehidupan menjadi stagnan, tidak berkembang, tidak  mengalami  perubahan-perubahan sosial.
3.       Sikap terbuka masyarakat
Masyarakat yang tertutup sangat sulit  untuk berubah.  Mereka akan mencurigai apapun yang dianggap mengganggu keyamanannya.  Mereka ingin mempertahankan adat tradisi yang ada, Namun, didalam masyarakat ada sekelompok orang yang selalu tak puas dengan keadaan.  Mereka ingi ada perubahan-perubahan sosial.  Mereka sangat terbuka terhadap budaya baru, keadaan baru. Mereka ingin terjadi perubahan sosial didalam masyarakatnya.
4.       Keinginan untuk merubah keadaan
Kehidupan  yang miskin, susah, serba terhalang membuat prustasi.  Orang-orang yang frustasi terhadap keadaan diri dan masyarakatnya ingin mengubah keadaan dirinya maupoun masyarakatnya.  Ia ingin hidup mapan dan tak kesusahan.  Ia ingin masyarakatnya maju dan sejajar dengan kebudayaan dan kualitas serta kompetensi masyarakat lain.  Mereka ingin perubahan sosial yang menguntungkan mereka.
5.       Penduduk yang heterogen
Penduduk yang homogeny dengan wawasan dan keterampilan yang homogeny akan sulit menerima hal-hal baru.  Mereka berusaha mempertahankan apa yang ada. Dan pasrah dengan yang ada.  Kondisi ini jelas tak mendorong perubahansosial.
Namun, datangnya masyarakat dari berbagai daerah, membuat penduduk tidak lagi homogeny.  Para pendatang membawa keahlian mereka dan akhirnya memberi warna dan perubahan pada penduduk local.  Bahkan terjadi tukar menukar budaya dan keahlian.  Terjadinya akulturasi, asimilasi membuat setiap orang berupaya melakukan perubahan diri dan keluarganya, pada akhirnya mendorong perubahan sosial di masyarakat.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah Surga.  Solo: Al Kamil Publishing,  2013

2015/11/07

Dilema Sampah Perkotaan di Indonesia

DILEMA SAMPAH  PERKOTAAN  Di INDONESIA

Nenek moyang Indonesia selalu berusaha untuk selaras dan serasi dengan lingkungan. Mereka berusaha membuat rumah dan lingkungan mereka serba bersih, asri bebas sampah.  Mereka berusaha menyapu dalam rumah dan luar rumah sebersih mungkin dan tak ada sampah tersisa. Lengkap dengan tanaman obat-obatan dan sayuran.
Kebersihan tidak sebatas dirumah dan pekarangan rumah,  mereka juga melakukan pemeliharaan lingkungan kampong mereka melalui kerja bakti tiap jum’at pagi yang diadakan minimal sekali dalam sebulan.Kini, Indonesia sedang bertransformasi menjadi Negara industry baru, menjadi macan Asia, seperti Korea Selatan, Singapore, Taiwan, RRC.  Berbagai kawasan industry dengan  berbagai pabrik yang memproduksi beraneka barang berdiri diberbagai kawasan Indonesia.  Berbagai industry jasa juga terus berkembang dan jumlahnya makin banyak hingga makin kompetitif. <a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.

Namun, modernisasi yang dilakukan tidak hanya memberi gambaran yang menyenangkan, berbagai masalah sosial bermunculan.  Dari banyaknya pengangguran akibat low skill hingga masalah dengan berbagai dampak buruknya.Kota Bandung yang dizaman colonial disebut sebagai Paris van Java, beberapa tahun lalu dikenal sebagai Bandung lautan sampah.  Namun, tak hanya Bandung, Jakarta, Bekasi, Tanggerang dan banyak kota lainnya, termasuk kota kecil seperti Cikampek juga menghadapi problem sampah. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.

2015/11/04

SYARAT-SYARAT MODERNISASI

Negara dibangun untuk membentuk kerjasama nasional yang bertujuan mencapai kemakmuran bersama.  Namun, dinegara yang belum modern, banyak terjadi, pembangunan tidak untuk semua rakyat, tetapi hanya untuk menguntungkan segelintir penguasa, pengusaha dan sejumlah wanita peliharaannya.

Namun , pembangunan dalam Negara modern, dalam Negara yang demokratis, pembangunan dijalankan untuk kepentingan semua lapisan masyarakat dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi atau disebut modernisasi.  Modernisasi dilakukan sebagai jalan cepat memakmurkan rakyat.

Pembangunan  dilakukan untuk mencapai kemakmuran.  Namun, pembangunan membutuhkan modernasi atau penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Tanpa modernisasi sangat sulit mencapai kemakmuran, apalagi bila kekayaan alam sedikit, sumberdaya manusia kurang berkualitas, maka kemakmuran akan sangat sulit untuk diraih.

Modernisasi memang membutuhkan beberapa syarat, yaitu :

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan