2015/11/07

Dilema Sampah Perkotaan di Indonesia

DILEMA SAMPAH  PERKOTAAN  Di INDONESIA

Nenek moyang Indonesia selalu berusaha untuk selaras dan serasi dengan lingkungan. Mereka berusaha membuat rumah dan lingkungan mereka serba bersih, asri bebas sampah.  Mereka berusaha menyapu dalam rumah dan luar rumah sebersih mungkin dan tak ada sampah tersisa. Lengkap dengan tanaman obat-obatan dan sayuran.
Kebersihan tidak sebatas dirumah dan pekarangan rumah,  mereka juga melakukan pemeliharaan lingkungan kampong mereka melalui kerja bakti tiap jum’at pagi yang diadakan minimal sekali dalam sebulan.Kini, Indonesia sedang bertransformasi menjadi Negara industry baru, menjadi macan Asia, seperti Korea Selatan, Singapore, Taiwan, RRC.  Berbagai kawasan industry dengan  berbagai pabrik yang memproduksi beraneka barang berdiri diberbagai kawasan Indonesia.  Berbagai industry jasa juga terus berkembang dan jumlahnya makin banyak hingga makin kompetitif. <a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.

Namun, modernisasi yang dilakukan tidak hanya memberi gambaran yang menyenangkan, berbagai masalah sosial bermunculan.  Dari banyaknya pengangguran akibat low skill hingga masalah dengan berbagai dampak buruknya.Kota Bandung yang dizaman colonial disebut sebagai Paris van Java, beberapa tahun lalu dikenal sebagai Bandung lautan sampah.  Namun, tak hanya Bandung, Jakarta, Bekasi, Tanggerang dan banyak kota lainnya, termasuk kota kecil seperti Cikampek juga menghadapi problem sampah. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.

Secara definitive , Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah diproduksi oleh berbagai pusat Industri juga diproduksi oleh semua rumah , yang disebut sampah dapur.
Sampah yang diproduksi pabrik dalam bentuk benda-benda tidak sulit untuk membuangnya, karena, banyak lembaga swadaya masyarakat, yang berusaha mengambil dan mencari untung darinya.Namun, bila sampah dalam bentuk cairan, tidak ada yang mau mengambilnya.  Pada Perusahaan-perusahaan yang kuat modal mereka membuat system pengolahan limbah cair.  Namun, perusahaan yang kurang modal , apalagi perusahaan nakal, mereka berupaya membuang limbah cair ke sungai , hingga mengakibatkan polusi berat disungai – sungai. <a <a href=http://www.sejarahduchie.blogspot.com>pindah</a>.
 Namun, kini sampah produksi rumah tangga, tak kalah mengerikan, akumulasinya terus meningkat, hingga timbul tumpukan sampah rumah tangga dimana-mana.
Karena itu , pemecahannya  harus dengan cara 4R+1D recycle(mendaur ulang), hal ini dilakukan karena banyak sampah yang masih bisa dimanfaatkan lagi untuk menjadi barang lain yang berguna, tentu dengan sentuhan kreativitas dan inovasi produk. Cara kedua replace(mengganti), ketiga melakukan reuse(memakai kembali), tidak semua barang rusak tidak bisa diperbaiki, bila masih bisa diservis berarti masih bisa dilakukan, berikutnya adalah reduce(mengurangi), jumlah sampah bisa dikurangi bila banyak individu mau menggunakan barangnya secara efektif, efisien sesuai petunjuk pemakaian yang diberikan pabrikan, dan menghilangkan sikap buang bila bosan lalu ganti dengan yang baru sesuai tren zaman, dan  yang terakhir adalah melakukan destroy(menghancurkan) bila memang sudah sulit digunakan lagi.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.      Prof. Dr. Seorjono Soekanto.  Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : Rajawali Pers, 2012.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan