DILEMA SAMPAH PERKOTAAN Di INDONESIA
Nenek moyang
Indonesia selalu berusaha untuk selaras dan serasi dengan lingkungan. Mereka
berusaha membuat rumah dan lingkungan mereka serba bersih, asri bebas sampah. Mereka berusaha menyapu dalam rumah dan luar
rumah sebersih mungkin dan tak ada sampah tersisa. Lengkap dengan tanaman
obat-obatan dan sayuran.
Kebersihan tidak
sebatas dirumah dan pekarangan rumah,
mereka juga melakukan pemeliharaan lingkungan kampong mereka melalui
kerja bakti tiap jum’at pagi yang diadakan minimal sekali dalam sebulan.Kini, Indonesia
sedang bertransformasi menjadi Negara industry baru, menjadi macan Asia,
seperti Korea Selatan, Singapore, Taiwan, RRC.
Berbagai kawasan industry dengan
berbagai pabrik yang memproduksi beraneka barang berdiri diberbagai
kawasan Indonesia. Berbagai industry
jasa juga terus berkembang dan jumlahnya makin banyak hingga makin kompetitif. <a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.
Namun,
modernisasi yang dilakukan tidak hanya memberi gambaran yang menyenangkan,
berbagai masalah sosial bermunculan.
Dari banyaknya pengangguran akibat low skill hingga masalah dengan
berbagai dampak buruknya.Kota Bandung
yang dizaman colonial disebut sebagai Paris van Java, beberapa tahun lalu
dikenal sebagai Bandung lautan sampah.
Namun, tak hanya Bandung, Jakarta, Bekasi, Tanggerang dan banyak kota
lainnya, termasuk kota kecil seperti Cikampek juga menghadapi problem sampah. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Secara
definitive , Sampah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi
baik industri maupun domestik (rumah tangga). Sampah diproduksi oleh berbagai
pusat Industri juga diproduksi oleh semua rumah , yang disebut sampah dapur.
Sampah yang
diproduksi pabrik dalam bentuk benda-benda tidak sulit untuk membuangnya,
karena, banyak lembaga swadaya masyarakat, yang berusaha mengambil dan mencari
untung darinya.Namun, bila
sampah dalam bentuk cairan, tidak ada yang mau mengambilnya. Pada Perusahaan-perusahaan yang kuat modal
mereka membuat system pengolahan limbah cair.
Namun, perusahaan yang kurang modal , apalagi perusahaan nakal, mereka
berupaya membuang limbah cair ke sungai , hingga mengakibatkan polusi berat
disungai – sungai. <a <a href=http://www.sejarahduchie.blogspot.com>pindah</a>.
Namun,
kini sampah produksi rumah tangga, tak kalah mengerikan, akumulasinya terus
meningkat, hingga timbul tumpukan sampah rumah tangga dimana-mana.
Karena itu , pemecahannya harus dengan cara 4R+1D recycle(mendaur
ulang), hal ini dilakukan karena banyak sampah yang masih bisa dimanfaatkan
lagi untuk menjadi barang lain yang berguna, tentu dengan sentuhan kreativitas
dan inovasi produk. Cara kedua replace(mengganti), ketiga melakukan reuse(memakai
kembali), tidak semua barang rusak tidak bisa diperbaiki, bila masih bisa
diservis berarti masih bisa dilakukan, berikutnya adalah reduce(mengurangi),
jumlah sampah bisa dikurangi bila banyak individu mau menggunakan barangnya
secara efektif, efisien sesuai petunjuk pemakaian yang diberikan pabrikan, dan
menghilangkan sikap buang bila bosan lalu ganti dengan yang baru sesuai tren
zaman, dan yang terakhir adalah
melakukan destroy(menghancurkan) bila memang sudah sulit digunakan lagi.
Sumber Pustaka :
1.
Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga, 2013
2.
Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.
Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi,
suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.
Prof. Dr. Seorjono Soekanto. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : Rajawali
Pers, 2012.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari