Secara sosiologi ada masyarakat
yang tertutup terhadap masyarakat lain, tetapi juga ada masyarakat yang sangat
terbuka terhadap para pendatang,
termasuk terhadap datangnya berbagai budaya baru. Kondisi tersebut menunjukkan adanya factor
penghambat perubahan dan ada factor pendorong perubahan sosial disuatu masyarakat.
Uraian dibawah ini menunjukkan
factor pendorong perubahan sosial didalam masyarakat, yaitu :
1.
Sistem pendidikan yang maju
Pendidikan
merupakan sarana yang ampuh untuk membentuk kepribadian, karakter, peningkatan
wawasan, penajaman logika berfikir serta meningkatkan skill seorang
individu. Dengan pendidikan yang maju
akan dihasilkan manusia-manusia yang memiliki kualitas dan kompetensi
tinggi. Dengan kualitas dan kompetemsi
tinggi mereka akan mampu untuk kreatif dan inovatif dalam mengatasi berbagai
permasalahan yang dialami dirinya maupun yang dialami masyarakatnya, bahkan
bangsa dan negaranya. Hadirnya
orang-orang kreatif dan penuh inovasi akan melahirkan penemuan-penemuan baru (
invention ), yang membuat kerja manusia menjadi makin efektif, efisien dan
ketika hasil penemuan baru mereka diterapkan maka akan melahirkan bentuk-bentuk
kemajuan baru, terjadi perubahan sosial di masyarakat. Sebagai contoh : penjualan tiket secara
online melalui tiket.com membuat orang tak perlu lagi harus menginap, mengantri
berjam-jam di tengah panas dan hujan untuk menyaksikan sebuah pertandingan bola
atau sebuah konser musik, tetapi cukup buka smartphone , tablet atau laptop
mereka bisa pesan dalam hitungan menit.
Dan tiket.com dapat menyelesaikan puluhan ribuan pemesan dalam waktu
hitungan menit. Sehingga, hadirnya
tiket.com, menguntungkan bagi pembeli, pelaksana pertandingan, kepolisian pun
tak perlu patrol untuk mencegah kerusuhan.
2.
Sikap menghargai karya orang lain.
Sikap menghargai
karya orang lain sangat penting bagi suatu masyarakat, bukan saja sebagai
sebuah motivasi bagi orang yang berkarya, tetapi, hasil karya memberi manfaat
orang banyak, kemanfaatan inilah yang harus dihargai lebih lagi, karena tanpa
orang-orang yang mau berkarya, maka perubahan-perubahan sosial tak akan terjadi
. Kehidupan menjadi stagnan, tidak berkembang,
tidak mengalami perubahan-perubahan sosial.
3.
Sikap terbuka masyarakat
Masyarakat yang
tertutup sangat sulit untuk
berubah. Mereka akan mencurigai apapun
yang dianggap mengganggu keyamanannya.
Mereka ingin mempertahankan adat tradisi yang ada, Namun, didalam
masyarakat ada sekelompok orang yang selalu tak puas dengan keadaan. Mereka ingi ada perubahan-perubahan
sosial. Mereka sangat terbuka terhadap
budaya baru, keadaan baru. Mereka ingin terjadi perubahan sosial didalam
masyarakatnya.
4.
Keinginan untuk merubah keadaan
Kehidupan
yang miskin, susah, serba terhalang membuat prustasi. Orang-orang yang frustasi terhadap keadaan
diri dan masyarakatnya ingin mengubah keadaan dirinya maupoun masyarakatnya. Ia ingin hidup mapan dan tak kesusahan. Ia ingin masyarakatnya maju dan sejajar
dengan kebudayaan dan kualitas serta kompetensi masyarakat lain. Mereka ingin perubahan sosial yang
menguntungkan mereka.
5.
Penduduk yang heterogen
Penduduk yang
homogeny dengan wawasan dan keterampilan yang homogeny akan sulit menerima
hal-hal baru. Mereka berusaha
mempertahankan apa yang ada. Dan pasrah dengan yang ada. Kondisi ini jelas tak mendorong perubahansosial.
Namun, datangnya
masyarakat dari berbagai daerah, membuat penduduk tidak lagi homogeny. Para pendatang membawa keahlian mereka dan
akhirnya memberi warna dan perubahan pada penduduk local. Bahkan terjadi tukar menukar budaya dan
keahlian. Terjadinya akulturasi,
asimilasi membuat setiap orang berupaya melakukan perubahan diri dan
keluarganya, pada akhirnya mendorong perubahan sosial di masyarakat.
Sumber Pustaka :
1.
Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga, 2013
2.
Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.
Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi,
suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.
Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3.
Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
5.
Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah
Surga. Solo: Al Kamil Publishing, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari