Tujuan pendidikan diharapkan dapat menghasilkan sumber
daya manusia berkualitas nasional, regional bahkan global. Sehingga disain dunia pendidikan diarahkan
untuk dapat menciptakan sumber daya manusia kualitas tinggi. ( Prof.Dr. H.
Syaiful Sagala, M.Pd , hal4 ) . Menurut
Dr. Katini Kartono, tanpa pendidikan, anak tidak akan dapat mencapai martabat
kemanusiaan, tidak bisa menjadi pribadi utuh; juga tidak bisa menjadi insane
sosial dan abdi Tuhan Yang Maha Esa yang saleh ( Kartini, 1977)http://www.sejarahduchie.blogspot.com
Pendidikan menutut MJ Langeveld (1955) adalah usaha
menolong anak untuk mrlaksanakan tugas –tugas hidupnya, agar dia bisa mandiri,
akil balig dan bertanggungjawab secara susila. Pendidikan bertujuan
mempersiapkan hidup. Pendidikan yang
bermutu harapan semua pihak, baik pemerintah, pengguna, orang tua siswa, para
guru dan semua siswa. Mereka sepakat dan
menginginkan lembaga-lembaga pendidikan di Indonesia dapat menghasilkan
kualitas peserta didik yang unggul sesuai tujuan pendidikan nasional.
Tujuan pendidikan nasional dengan tegas
menyatakan mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berahlak mulia, sehat, erilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggungjawab kemasyarakatn dan berkebangsaan,
Pendidikan yang baik adalah usaha yang berhasil
membawa semua anak bangsa mencapai tujuan pendidikan nasional, yang
tersubtitusi kedalam tujuan lembaga satuan pendidikan, yang secara praxis
dirinci oleh guru kedalam berbagai indicator sesuai mata pelajaran yang
diajarnya. Dengan harapan , apa yang
diajarkan dipahami sepenuhnya oleh semua anak didik, sehingga mereka menguasai
IMTAQ dan IPTEK.
Dalam konteks tersebut, guru harus mengembangkan
model-model mengajar yang sesuai dengan kebutuhan proses belajar. Guru dituntut untuk bisa menserasikan antara
tujuan yang ingin dicapai, model pembelajaran yang dikembangkan serta peran siswa dalam proses mempelajari suatu ilmu.
Menurut P.H. Coombs terdapat 12 komponen pendidikan utama dalam
sistem pendidikan, yaitu :
1.
Tujuan dan prioritas
2.
Pelajar/peserta didik
3.
Manajemen
4.
Struktur dan jadwal waktu
5.
Isi bahan ajar
6.
Guru dan pelaksana
7.
Alat bantu belajar
8.
Fasilitas
9.
Teknologi
10.
Pengawasan
11.
Penelitian
12.
Ongkos pendidikan
Masalah pendidikan di Indonesia tidak hanya masalah
kuantitas siswa yang mendapatkan pendidikan, tetapi juga masalah kualitas atau
mutu. Mutu (Kartini, 1977) didefinisikan
sebagai derajat, ukuran baik buruk dan tinggi rendahnya sesuatu. Segala sesuatu yang bermutu dalam pendidikan adalah
awet, berguna, fungsional bagi manusia. Sesuatu yang tidak bermutu akan mudah
lapuk dan tidak berguna bagi manusia.
Pemerintah telah berupaya untuk meningkatkan mutu
pendidikan, dari pergantian dan penyempurnaan kurikulum, penggantian model
pembelajaran dari CBSA, MBS, KTSP sampai ke pendekatan tematis serta dukungan
dana yang terus bertambah.
Ada banyak pertanyaan yang muncul yang bisa menjadi asumsi
pencipta jurang antara harapan dan kenyataan, dari asumsi manajemen penyelenggaraan
pendidikan yang kurang efektif, siswa yang malas membaca buku, guru yang kurang
professional, metode pengajaran yang kurang menarik hingga masalah keluarga
siswa.
Mutu memang sebuah tantangan, tetapi untuk membangun mutu yang tinggi perlu ada sinergi antara sekolah, orangtua, masyarakat, terutama kemauan anak untuk menimba ilmu, menyiapkan diri dan masa depannya. Karena, orangtua memberi pembiayaan , fasilitas, motivasi, guru juga mengajarkan, mendidik, memotivasi, tetapi bila anak didiknya tidak memiliki kesadaran diri, maka, mutu tetap akan menjadi hantu dunia pendidikan kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari