PERGESERAN NILAI
Negara dididirikan untuk mencapai
tujuan bersama. Semua warga Negara
mengnginkan hidup aman tentram, makmur, selaras dan serasi satu dengan
lainnya. Dan untuk mencapai tujuan
bersama dilakukanlah berbagai macam pembangunan
diberbagai bidang kebutuhan manusia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan
dengan cara yang lebih cepat dan efisien serta dapat dilaksanakan dengan matang
dan akurat maka digunakanlah ilmu pengetahuan dan teknologi. Ilmu Pengetahuan dan teknologi dapat membantu
menusia bekerja mencapai tujuaannya dengan cara yang paling masuk akal dan
mudah diperbaiki serta mudah dikembangkan.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau disebut Modernisasi sebagai sebuah model pembangunan telah
berhasil dan mengubah Negara-negara Eropa , Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea
Selatan menjadi Negara yang kaya, makmur dan sangat maju. Jepang berubah dari Negara feudal dengan para
rezim Daimyo didaerah serta Tenno di pusat menjadi Negara modern yang sangat
mengagumkan.
Jepang di Asia, Inggris, Jerman,
Perancis di Eropa menjadi model
pembangunan bagi Negara-negara Asia dan Afrika serta Amerika latin.
Belajar dari Negara-negara maju
tersebut , kegiatan pembangunan
membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi, teknologi tepat guna
dan canggih, serta modal yang kuat. Namun, Negara-negara Asia, Afrika, Amerika
Latin bahkan Eropa Timur umumnya kedodoran di tiga modal dasar tersebut.
Melalui modernisasi terjadi pemisahan antara manusia dengan kualitas yang
dibutuhkan untuk pembangunan dan
kualitas yang tidak dibutuhkan untuk pembangunan. Yang dibutuhkan akan menjadi pemain utama
pembangunan dan lebih mudah mendapat akses terhadap kue pembangunan yang
membawanya kearah kemakmuran. Tetapi, yang memiliki standar kualitas yang tidak
dibutuhkan oleh roda pembangunan akan menepi dan akses terhadap kemakmuranpun
menjadi sempit.
Pembangunan yang dilakukan oleh
berbagai pemerintahan, khusus di Indonesia menimbulkan perubahan-perubahan
fisik yang luar biasa, berbagai bangunan perkantoran, pabrik, serta
fasilitas-fasilitas lainnya bermunculan , jumlahnya makin lama makin banyak,
makin tinggi, membentuk belantara beton.
Terjadi perubahan cara pandang
baru dan sudut pandang baru terhadap nilai-nilai dan norma-norma sosial serta
system hokum yang ada. Terjadi dan
terlihat kesenjangan antara nilai-nilai dan norma-norma ideal dengan nilai dan
norma baru yang tidak ideal. Kondisi,
menimbulkan konflik sosial baik yang bersifat individual, kelompok bahkan antar
masyarakat.
Dari pergeseran nilai dan norma
muncul kebudayaan yang dibutuhkan dan kebudayaan yang tidak dibutuhkan oleh
masyarakat. Masyarakat dihadapkan pada
pilihan memilih kebudayaan yang cocok dengan kebudayaan yang tidak cocok
baginya. Pilihan tiap orang ini yang
kemudian memunculkan konflik baru, sampai dicapai consensus-konsensus baru.
Ketika consensus tidak terjadi
karena tidak ada yang memediasi atau menjembatani maka akan muncul reaksi
terhadap perubahan-perubahan nilai dan norma yang ada. Muncul dua kutub utama konflik seperti yang
digambarkan Al Qur’an, yaitu golongan kanan dengan golongan kiri. Golongan kanan merujuk orang atau kelompok
yang setia dan mentaati system nilai dan norma yang bersumber dari Maha
Pencipta, Allah swt. Golongan lawannya
disebut golongan kiri atau yang tak mau menggunakan system nilai dan norma yang
bersumber dari firman Allah swt dan lebih percaya kepada tradisi nenekmoyangnya
atau ilmu pengetahuan .
Golongan kiri merujuk kepada
mereka yang mendukung dan melaksanakan faham Sekulerisme, atheism, konsumerisme,
materialisme atau faham-faham lain yang segaris. Sementara golongan kanan merujuk kepada orang-orang yang setia dengan pola hidup
sesuai pola hidup yang dianjurkan oleh Allah swt. Diantaranya sikap juhud, selalu bersyukur,
bekerja untuk menopang ibadah dan mengasihi manusia dalam rangka ibadah kepada Allah swt.
Sumber Pustaka :
1.
Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga, 2013
2.
Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.
Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi,
suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4. Republika online
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari