2015/10/22

Pergeseran Nilai

PERGESERAN NILAI

Negara dididirikan untuk mencapai tujuan bersama.  Semua warga Negara mengnginkan hidup aman tentram, makmur, selaras dan serasi satu dengan lainnya.  Dan untuk mencapai tujuan bersama dilakukanlah berbagai macam pembangunan  diberbagai bidang kebutuhan manusia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan dengan cara yang lebih cepat dan efisien serta dapat dilaksanakan dengan matang dan akurat maka digunakanlah ilmu pengetahuan dan teknologi.  Ilmu Pengetahuan dan teknologi dapat membantu menusia bekerja mencapai tujuaannya dengan cara yang paling masuk akal dan mudah diperbaiki serta mudah dikembangkan.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi atau disebut Modernisasi sebagai sebuah model pembangunan telah berhasil dan mengubah Negara-negara Eropa , Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan menjadi Negara yang kaya, makmur dan sangat maju.  Jepang berubah dari Negara feudal dengan para rezim Daimyo didaerah serta Tenno di pusat menjadi Negara modern yang sangat mengagumkan.
Jepang di Asia, Inggris, Jerman, Perancis di Eropa menjadi model  pembangunan bagi Negara-negara Asia dan Afrika serta Amerika latin.
Belajar dari Negara-negara maju tersebut ,  kegiatan pembangunan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi, teknologi tepat guna dan canggih, serta  modal yang kuat.  Namun, Negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin bahkan Eropa Timur umumnya kedodoran di tiga modal dasar tersebut.
Melalui modernisasi terjadi  pemisahan antara manusia dengan kualitas yang dibutuhkan  untuk pembangunan dan kualitas yang tidak dibutuhkan untuk pembangunan.  Yang dibutuhkan akan menjadi pemain utama pembangunan dan lebih mudah mendapat akses terhadap kue pembangunan yang membawanya kearah kemakmuran. Tetapi, yang memiliki standar kualitas yang tidak dibutuhkan oleh roda pembangunan akan menepi dan akses terhadap kemakmuranpun menjadi sempit.
Pembangunan yang dilakukan oleh berbagai pemerintahan, khusus di Indonesia menimbulkan perubahan-perubahan fisik yang luar biasa, berbagai bangunan perkantoran, pabrik, serta fasilitas-fasilitas lainnya bermunculan , jumlahnya makin lama makin banyak, makin tinggi, membentuk belantara beton.
Terjadi perubahan cara pandang baru dan sudut pandang baru terhadap  nilai-nilai dan norma-norma sosial serta system hokum  yang ada. Terjadi dan terlihat kesenjangan antara nilai-nilai dan norma-norma ideal dengan nilai dan norma baru yang tidak ideal.  Kondisi, menimbulkan konflik sosial baik yang bersifat individual, kelompok bahkan antar masyarakat.
Dari pergeseran nilai dan norma muncul kebudayaan yang dibutuhkan dan kebudayaan yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat.  Masyarakat dihadapkan pada pilihan memilih kebudayaan yang cocok dengan kebudayaan yang tidak cocok baginya.  Pilihan tiap orang ini yang kemudian memunculkan konflik baru, sampai dicapai consensus-konsensus baru.
Ketika consensus tidak terjadi karena tidak ada yang memediasi atau menjembatani maka akan muncul reaksi terhadap perubahan-perubahan nilai dan norma yang ada.  Muncul dua kutub utama konflik seperti yang digambarkan Al Qur’an, yaitu golongan kanan dengan golongan kiri.  Golongan kanan merujuk orang atau kelompok yang setia dan mentaati system nilai dan norma yang bersumber dari Maha Pencipta, Allah swt.  Golongan lawannya disebut golongan kiri atau yang tak mau menggunakan system nilai dan norma yang bersumber dari firman Allah swt dan lebih percaya kepada tradisi nenekmoyangnya atau ilmu pengetahuan .
Golongan kiri merujuk kepada mereka  yang mendukung dan melaksanakan  faham Sekulerisme, atheism, konsumerisme, materialisme atau faham-faham lain yang segaris.  Sementara golongan kanan merujuk kepada  orang-orang yang setia dengan pola hidup sesuai pola hidup yang dianjurkan oleh Allah swt.  Diantaranya sikap juhud, selalu bersyukur, bekerja untuk menopang ibadah dan mengasihi manusia  dalam rangka ibadah kepada Allah swt.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009

3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.   Republika online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan