Seorang anak usia 9 tahun
diketemukan sudah menjadi mayat dalam bungkus kardus dan sebelum wafatnya
mendapat perlakuan tidak pantas oleh pelaku.
Pemberitaan dimedia massa dan media sosial yang sangat massif membuat
Masyarakat tersentak mendengar berita tersebut.
Makin tersentak lagi ketika kepolisian mengungkap kasus tersebut,
ternyata pelaku bukan orang jauh, orang yang sudah dikenal dalam lingkungan
keluarga korban. Pelaku adalah figure yang biasa melakukan perilaku menyimpang. <a href= pergeseran nilai , http://www.sosiologicikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Perilaku
menyimpang didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang sehat , rasional dan berlaku didalam masyarakat yang normal
. Bentuk perilaku yang melanggar ajaran
agama, dan dicap sebagai sebuah perbuatan dosa.
Banyak
bentuk perilaku menyimpang yang ada dan terjadi di masyarakat,tidak saja didalam masyarakat sekarang
tetapi jauh sebelumnya, pada zaman para Nabi bentuk perilaku menyimpang sudah
terjadi seperti manusia yang mengaku sebagai Tuhan, pola hidup homoseks, pola
hidup lesbian, pola hidup heterosexual, merampok, maling, menipu, pelacuran,
materialistic, konsumerisme, gangster, mafia, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan
dll. Belum lagi penyimpangan yang
berasal dari sifat manusia seperti iri, dengki, ria, sombong dll.
1. Pemahaman ajaran agama yang tidak matang, tidak
holistic, menyebabkan pemahaman yang dangkal terhadap ajaran agama. Banyak system nilai dan norma dari kitab suci
yang tidak dipahami dengan akal sehatnya.
Banyak petunjuk cara hidup yang benar dan lurus sesuai ajaran agama yang
tidak tahu, tidak dipahami dan berakibat pada bentuk berfikir, bentuk
pembicaraan, bentuk perilaku yang tidak sesuai ajaran agama . Tidak jarang,
karena cara berfikir yang tidak kritis, mereka malah memusuhi ajaran agama,
memusuhi orang-orang yang menjalankan ajaran agama, mencap mereka sebagai kaum
tradisionalis, kaum fanatic, teroris,
sok suci dll. Bahkan yang ekstrem mereka
tak mengakui adanya Tuhan.
2. Kehidupan rumah yang tidak berfungsi normal, dimana
Bapak atau Ibu tidak menjalankan fungsinya secara maksimal. Bapak Sibuk , Ibu sibuk, Bapak tak maksimal
berperan sebagai Bapak, Ibu jauh dari memberi perhatian dan kasih sayang
terhadap anaknya, membuat komunikasi banyak terputus , tukar pikiran dengan anak tak jalan, akhirnya anaknya
mencari pelampiasan diluar lingkungan sumah dalam bentuk perilaku-perilaku
menyimpang.
3. Tidak berfungsi maksimalnya aparat hokum , lembaga pendidikan,
lembaga-lembaga hokum, para tokoh masyarakat dalam menegakkan undang-undang dan
kehidupan normal bermasyarakat, membuat para pelaku perilaku menyimpang dapat
dengan leluasa melakukan perbuatan menyimpangnya.
4. Pembangunan yang dilakukan pemerintah telah banyak
mengubah baik secara fisik,sosial, ekonomi maupun mental. Namun, pembangunan membawa dampak negative
disamping dampak positifnya. Dampak
negatifnya terjadinya pergeseran nilai , dimana banyak nilai-nilai negative
muncul dan difahami sebagai nilai yang benar oleh sebagian masyarakat
tertentu. Sehingga, banyak nilai-nilai
yang seharusnya dalam masyarakat normal dianggap negative, tetapi, oleh
sekelompok orang yang menyimpang ini dianggap sebagai perilaku biasa. Contohnya
berzina sebagai ekspresi pergaulan bebas.
Berzina menurut norma agama haram atau perbuatan yang terlarang. Masyarakat-masyarakat yang masih memegang adat,
menganggap perzinaan terlarang dan dihukum secara adat. Berzina dianggap perbuatan binatang. Melalui serangkaian upacara manusia purba,
primitive, madya berusaha membedakan diri dari kehidupan binatang dan menjadi
manusia beradab.
5. Modernisasi yang banyak menimbulkan pergeseran nilai,
telah membentuk komunitas – komunitas dengan sub kebudayaan menyimpang. Para pendukung kebudayaan sub menyimpang ini
mengembangkan nilai-nilai baru yang berlaku diantara mereka dan nilai-nilai itu
cenderung negative. Ketika seorang
anak bergabung dengan komunitas
pendukung kebudayaan sub menyimpang maka anak mendapatkan sosialisasi
nilai-nilai menyimpang, dan kondisi ini membuat anak makin menyimpang dari
nilai dan norma masyarakat normal.
Sumber Pustaka :
1.
Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X.
Jakarta: Erlangga, 2013
2.
Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X.
Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.
Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi,
suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan komentari