2015/10/22

PERILAKU MENYIMPANG


Seorang anak usia 9 tahun diketemukan sudah menjadi mayat dalam bungkus kardus dan sebelum wafatnya mendapat perlakuan tidak pantas oleh pelaku.  Pemberitaan dimedia massa dan media sosial yang sangat massif membuat Masyarakat tersentak mendengar berita tersebut.  Makin tersentak lagi ketika kepolisian mengungkap kasus tersebut, ternyata pelaku bukan orang jauh, orang yang sudah dikenal dalam lingkungan keluarga korban. Pelaku adalah figure yang biasa melakukan perilaku menyimpang. <a href= pergeseran nilai ,  http://www.sosiologicikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang sehat , rasional dan berlaku didalam masyarakat yang normal .  Bentuk perilaku yang melanggar ajaran agama, dan dicap sebagai sebuah perbuatan dosa.

Banyak bentuk perilaku menyimpang yang ada dan terjadi di  masyarakat,tidak saja didalam masyarakat sekarang tetapi jauh sebelumnya, pada zaman para Nabi bentuk perilaku menyimpang sudah terjadi seperti manusia yang mengaku sebagai Tuhan, pola hidup homoseks, pola hidup lesbian, pola hidup heterosexual, merampok, maling, menipu, pelacuran, materialistic, konsumerisme, gangster, mafia, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dll.  Belum lagi penyimpangan yang berasal dari sifat manusia seperti iri, dengki, ria, sombong dll.

Perilaku menyimpang  terjadi disebabkan beberapa hal, diantaranya :
1.       Pemahaman ajaran agama yang tidak matang, tidak holistic, menyebabkan pemahaman yang dangkal terhadap ajaran agama.  Banyak system nilai dan norma dari kitab suci yang tidak dipahami dengan akal sehatnya.  Banyak petunjuk cara hidup yang benar dan lurus sesuai ajaran agama yang tidak tahu, tidak dipahami dan berakibat pada bentuk berfikir, bentuk pembicaraan, bentuk perilaku yang tidak sesuai ajaran agama . Tidak jarang, karena cara berfikir yang tidak kritis, mereka malah memusuhi ajaran agama, memusuhi orang-orang yang menjalankan ajaran agama, mencap mereka sebagai kaum tradisionalis,  kaum fanatic, teroris, sok suci dll.  Bahkan yang ekstrem mereka tak mengakui adanya Tuhan. 
2.       Kehidupan rumah yang tidak berfungsi normal, dimana Bapak atau Ibu tidak menjalankan fungsinya secara maksimal.  Bapak Sibuk , Ibu sibuk, Bapak tak maksimal berperan sebagai Bapak, Ibu jauh dari memberi perhatian dan kasih sayang terhadap anaknya, membuat komunikasi banyak terputus , tukar pikiran  dengan anak tak jalan, akhirnya anaknya mencari pelampiasan diluar lingkungan sumah dalam bentuk perilaku-perilaku menyimpang.
3.       Tidak berfungsi maksimalnya  aparat hokum , lembaga pendidikan, lembaga-lembaga hokum, para tokoh masyarakat dalam menegakkan undang-undang dan kehidupan normal bermasyarakat, membuat para pelaku perilaku menyimpang dapat dengan leluasa melakukan perbuatan menyimpangnya.
4.       Pembangunan yang dilakukan pemerintah telah banyak mengubah baik secara fisik,sosial, ekonomi maupun mental.  Namun, pembangunan membawa dampak negative disamping dampak positifnya.  Dampak negatifnya terjadinya pergeseran nilai , dimana banyak nilai-nilai negative muncul dan difahami sebagai nilai yang benar oleh sebagian masyarakat tertentu.  Sehingga, banyak nilai-nilai yang seharusnya dalam masyarakat normal dianggap negative, tetapi, oleh sekelompok orang yang menyimpang ini dianggap sebagai perilaku biasa. Contohnya berzina sebagai ekspresi pergaulan bebas.  Berzina menurut norma agama haram atau perbuatan yang terlarang.  Masyarakat-masyarakat yang masih memegang adat, menganggap perzinaan terlarang dan dihukum secara adat.  Berzina dianggap perbuatan binatang.  Melalui serangkaian upacara manusia purba, primitive, madya berusaha membedakan diri dari kehidupan binatang dan menjadi manusia beradab.
5.       Modernisasi yang banyak menimbulkan pergeseran nilai, telah membentuk komunitas – komunitas dengan sub kebudayaan menyimpang.  Para pendukung kebudayaan sub menyimpang ini mengembangkan nilai-nilai baru yang berlaku diantara mereka dan nilai-nilai itu cenderung negative.  Ketika seorang anak  bergabung dengan komunitas pendukung kebudayaan sub menyimpang maka anak mendapatkan sosialisasi nilai-nilai menyimpang, dan kondisi ini membuat anak makin menyimpang dari nilai dan norma masyarakat normal.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009

3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan komentari

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan