2015/11/26

Pembuatan Karpet Cikampek

Pembuatan Karpet Cikampek

Karpet bisa digunakan sebagai hiasan, untuk alas berbaring, alas duduk.  Dibanyak perumahan mewah karpet digunakan sebagai lantai sehingga tidak saja mempercantik ruangan tetapi juga membewi kesan wah bagi si pemiliknya.
Tren penggunaan karpet terus meningkat, tidak lagi dikelas menengah atas, tetapi juga di kelas menengah bawah.  Kini , variatifnya pasar yang dibidik, karpet dibuat dengan segmen anak-anak dan diberi hiasan tokoh kartun terkenal.
Karpet dengan disain  tokoh kartun terkenal kini banyak dibuat oleh pengrajin dari desa Cikampek Utara, yang juga sentra kerajinan Boneka.  Berikut liputan para pelajar SMA Negeri 2 Cikampek tentang proses pembuatan karpet tokoh animasi terkenal :

2015/11/25

Sosiologi : Dampak sosial pembangunan

DAMPAK SOSIAL PEMBANGUNAN

Pembangunan  ditengah perubahan global menjadi suatu keharusan dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara.  Pembangunan menjadi sebuah jalan untuk mempertahankan eksisstensi suatu masyarakat, bangsa dan Negara. Tanpa pembangunan, suatu masyarakat akan terpinggirkan, tersingkirkan dan akhirnya membawa mereka kearah kehancuran total.  Tanpa pembangunan mereka kian terjepit, terpojok, terikat, terpenjara dalam dunia tempat tinggalnya yang kian menyempit. Seperti yang dialami suku kubu dalam di pulau Sumatera, yang lahan hutan tempat tinggalnya kian sempit digerogoti perkebunan modern yang dibangun para investor bermodal besar.

Pembangunan untuk mengubah dari keterbelakangan kearah kemajuan. Pembangunan dilakukan untuk mencapai tujuan mulia bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu tercapainya masyarakat yang makmur, adil dan tentram.  Pembangunan dilakukan untuk mengubah nasib masyarakat, bangsa dan Negara kelevel kemakmuran , keadilan, dan ketentraman yang lebih tinggi.

Mengubah masyarakat kearah kehidupan yang lebih maju dengan menggunakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan banyak kemajuan disemua bidang yang dibutuhkan masyarakat.  Namun, tak semua bisa menikmati hasil pembangunan.  Ada yang tertinggal perubahan. Ada yang tak tersentuh pembangunan.  Sehingga tertinggal dari kemajuan dan tak bisa menikmati benefit yang dihasilkan, yang kita sebut sebagai kelas bawah.

Secara sosioekonomi, pembangunan menghasilkan masyarakat kelas atas dan kelas menengah, tetapi juga menciptakan dampak pembangunan berupa :

2015/11/23

Sosiologi Perubahan Kebudayaan


Manusia ingin hidup disurga.  Siapa yang tak ingin hidup disurga, semua ingin hidup disurga.  Keinginan ini yang mendorong manusia berupaya menyempurnakan pola hidupnya, menyempurnakan organisasi kehidupan masyarakatnya, termasuk menyempurnakan peralatan atau teknologi hidupnya agar teknologi membuat manusia hidup senyaman dan senikmat di surga.  Semua selalu ada, selalu tersedia selalu terlayani. Inilah pendorong perubahankebudayaan sejati.

Manusia tak akan berubah bila manusia tak mau merubahnya, demikian nasehat Al Qur’an kepada ummat manusia.  Dan karena itu pula, Al Qur’an memerintahkan agar setiap orang untuk berjalan-jalan dimuka bumi, untuk saling belajar, untuk saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu sastra, logika dll, sehingga bukan saja kedamaian tetapi perubahan kearah kemajuan bersama secara lebih adil dan merakyat.

Hasil peradaban manusia yang telah berlangsung ribuan tahun tetap saja dianggap belum memenuhi kebutuhan dan tantangan zamannya pada generasi terkini, sehingga, mereka tetap tak puas dan ingin lebih sempurna lagi.  Karena itu riset terhadap teknologi baru, tatanan nilai dan norma baru, standar etika baru, standar hubungan sosial baru, dll terus dilakukan.

Perubahan kebudayaan dapat terus terjadi didasarkan :
1.       Terjadinya akulturasi.  Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih untuk membentuk kebudayaan baru yang lebih maju, tetapi, unsure-unsur kebudayaan lama masih tetap dipertahankan.   Akulturasi dapat terjadi ketika terjadi migrasi penduduk dari suatu daerah kedaerah lainnya.  Migrasi memungkinkan terjadinya pertemuan budaya.  Pertemuan budaya memunculkan proses saling belajar, sehingga terjadi pertukaran budaya. Melalui pertukaran budaya terjadi akulturasi budaya.  Masyarakat saling belajar kelebihan dan kekurangan dari budaya lain dan secara natural mereka menyerap berbagai kelebihan budaya baru dan meninggalkan budaya lamanya yang dianggap sudah tidak cocok lagi dengan pola piker, pola hidup dan  perkembangan zaman.
2.       Asimilasi.  Asimilasi adalah Proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang membentuk kebudayaan baru.  Dalam masyarakat yang telah terasimilasi, perbedaan-perbedaan kebudayaan didalam masyarakat hampir hilang dan masyarakat dapat mentoleransi semua perbedaan yang ada.  Proses asimilasi sangat mudah terjadi bila toleransi sangat kuat didalam kedua masyarakat yang bertemu, kesamaan tingkat ekonomi, tetapi bila masyarakat salah satu sangat ekspansiv dan rakus serta ingin menguasai masyarakat lainnya, maka, asimilasi akan gagal.  Asimilasi dapat terjadi bukan dengan sikap memaksakan kebudayaannya tetapi melalui sikap simpati terhadap kebudayaan lain.  Kedekatan sebagai produk simpati terhadap kebudayaan lain mendorong terjadi perkawinan antar masyarakat dan melalui perkawinan ini maka asimilasi menjadi semakin kuat menyatu, sehingga muncul kata “ kita sekeluarga “ bukan  kata “ Mereka orang asing” dan “ kita  berbeda“.
3.       Difusi . Migrasi bukan hanya pada manusia-manusianya, tetapi juga melalui migrasi terbawa juga dan menyebar berbagai unsure – unsure kebudayaan lain kedalam suatu masyarakat.  Unsur – unsure kebudayaan lain menyebar dari individu ke individu  melalui proses saling belajar yang terus menerus melalui pergaulan sehari – hari.  Misalnya, di Indonesia, tak mengenal  teknik membuat patung dari batu, tetapi setelah kenal kebudayaan India yang dibawa para pendatang India, maka bangsa Indonesia mengenal teknik membuat patung dari batu andesit.
4.       Inovasi.  Inovasi secara definitive adalah proses perubahan unsur- unsure kebudayaan baru hasil pengembangan unsure-unsur kebudayaan lama.  Inovasi dilakukan untuk menyempurnakan unsure kebudayaan lama agar lebih sesuai dengan tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan saat itu.  Inovasi dilakukan karena adanya kelemahan dalam unsure kebudayaan lama. 
Contoh ditahun sebelum 1980an penggunaan kerbau untuk bertani masih bisa digunakan, tetapi, ketika mencari rumput untuk makanan kerbau kian sulit, maka petani memilih traktor untuk membajak tanahnya.  Traktor adalah modifikasi mesin diesel yang umumnya untuk mobil dan pabrik tetapi dengan tambahan komponen tertentu digunakan untuk membajak sawah.
Demikian materi perubahan kebudayaan, semoga bermanfaat.


Sumber Pustaka :

1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Tim Antropologi.  Panduan Belajar antropologi. Jakarta: Yudhistira, 1997

2015/11/17

Sosiologi : Proses sosial assossiatif

Cita – cita hidup setiap individu didalam masyarakat mendorong masyarakat untuk terus berupaya  mencapai cita-citanya .  Cita-cita hidup setiap individu menjadi dasar motivasi dan tujuan hoidup setiap individu.  Berbagai strategi dan pendekatan mereka lakukan  agar cita-citanya tercapai.  Secara sosial, dampaknya masyarakat terus mengalami perubahan sosial.
Perubahan sosial yang terbentuk dalam mencapai cita-cita hidup memunculkan masalah-masalah baru dan setiap masalah membutuhkan komunikasi yang intensif agar terbentuk kerjasama antar individu yang solid dan terciptanya persatuan dan kesatuan didalam masyarakat atau terbentuknya kerjasama yang assossiatif.
Secara definitive, proses sosial  assossiatif adalah proses sosial yang mengarah kepada terciptanya persatuan di masyarakat.  Persatuan masyarakat sangat penting dalam mencapai tujuan masyarakat.  Sanagt sulit mencapai berbagai tujuan masyarakat , bahkan tujuan para individu, bila didalam masyarakat tidak ada kerjasama atau terjadi konflik, baik yang bersifat terbuka maupun konflik yang terselubung atau kontravensi.
Bentuk kerjasama yang assossiatif terdiri dari :
1.      Akomodasi.  Pengertian akomodasi adalah proses meredakan ketegangan atau konflik didalam masyarakat.  Konflik sosial menjadi penghalang utama kemajuan masyarakat. Konflik sosial membuat mobitas sosial setiap orang menjadi terbatas.  Orang yang terlibat konflik akan membatasi diri mobilitasnya pada daerah yang dianggapnya aman dan nyaman buat dirinya.  Bila setiap orang merasa nyaman ditempatnya masing-masing akan terjadi situasi alienasi dan terkurung disuatu tempat.  Komunikasi tidak akan terjadi.  Setiap orang membentuk kelompok dan setiap kelompok akan merasa kelompoknya paling benar, paling baik, paling maju.  Terjadi suatu situasi in group dan  out group.  Kita dan mereka. Akhirnya bermuara pada tidak ada kemjuan dimasyarakat. Dengan munculnya upaya meredakan ketegangan. Tensi emosi yang tinggi akan menurun.  Sikap merasa paling benar, paling baik menjadi berkurang.  Jarak yang jauh menjadi dekat.  Jarak yang dekat dan saling mendekat memungkinkan terjadinya lobi-lobi dan negosiasi.  Dengan adanya negoisasi, titik kesamaan bisa disatukan. Titik perbedaan bisa dipecahkan dengan saling berbagai pemecahan hingga kesepakatan-kesepakatan teknis lapangan yang membuat konflik hilang dan persatuan bisa terwujud.  Dengan akomodasi sangat mungkin terjadi setiap orang didalam masyarakat dapat mencapai cita-cita hidupnya tanpa menimbulkan masalah dimasyarakat.
2.    Proses sosial assossiatif yang kedua adalah asimilasi.Secara konsep, asimilasi didefinisikan bagai bercampurnya dua kebudayaan atau lebih membentuk kebudayaan yang benar-benar baru.  Asimilasi bisa dibangun melalui komunikasi yang efektif , komunikasi menjadi media pertukaran informasi dan aspirasi, sehingga titik – titik kesamaan pola piker, kesamaan – kesamaan keinginan, kesamaan-kesamaan kepentingan bisa dirajut menjadi satu kesatuan kepentingan bersama yang akhirnya bisa disatukan menjadi kesamaan aksi dan pembentukan kebudayaan baru .
3.      Proses sosial assossiatif ketiga adalah Koperasi adalah  kerjasama. Kerjasama orang-orang yang ada disuatu tempat.  Kerjasama ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan tentang nilai dan norma sosial bersama .  Dengan nilai dan norma yang dimiliki bersama, tujuan tiap individu bisa diupayakan dengan koridor nilai dan norma yang disepakkati.  Ketaatan terhadap nilai dan norma mendorong setiap penyelesaian masalah dapat dilakukan tanpa menimbulkan masalah baru di masyarakat.  Bahkan, menguatkan tali ikatan kemasyarakatan.
Demikian bentuk proses sosial assossiatif
Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah Surga.  Solo: Al Kamil Publishing,  2013

2015/11/13

Perkawinan dalam masyarakat Sunda


Tradisi perkawinan antar suku di Indonesia berbeda-beda.  Dalam satu sukupun bila daerahnya berbeda maka tradisi perkawinannya juga bisa berbeda, walau secara garis besar banyak kesamaannya.  Demikian juga dalam tradisi perkawinan didaerah Suku Sunda.
Tradisi masyarakat Sunda tak lepas dari ajaran Islam.  Karena umumnya orang Sunda memeluk Islam, dan hamper tidak ada yang memeluk agama lain selain Islam.  Bila tidak Islampun mereka memeluk agama warisan nenek moyang yang sering disebut agama Sunda wiwitan, seperti yang dianut Orang Baduy, di daerah Leuwidamar.
Tradisi perkawinan dalam masyarakat Sunda merupakan akulturasi antara budaya Sunda dengan budaya dan ajaran Islam.  Dalam tradisi nenek moyang, penghormatan terhadap roh nenek moyang menjadi suatu keharusan , karena ada anggapan roh nenek moyang masih melindungi anggota keluarganya yang sudah meninggal dan dalam Islam juga dianjurkan untuk mendoakan orang yang meninggal.
Karena itu, ketika keturunannya akan melangsungkan pernikahan kerap mendatangi kuburan dan mendoakan serta menyiramkan air bunga kemakam, terkadang, bila pengetahuan islamnya kurang, mereka meminta doa dari orang yang telah dimakamkan dan dikuburannya.
Katika pesta perkawinan akan dilaksanakan, di kalangan masyarakat Sunda biasanya, orang yang dipercaya oleh keluarga yang hajat/mengadakan pesta perkawinan, menyediakan satu set makanan ( sesajen ), umumnya berisi telor asing, kopi hitam, rokok lisong ( kretek ), kue-kue, disimpan dibeberapa tempat, sebagai persembahan ke makhluk halus setempat agar tidak merusak jalannya acara, melalui orang yang kesurupan. Penempatan sesajen ( ancak ) dibeberapa tempat, misalnya area dapur ( tempat masak ), pendaringan ( tempat menyimpan makanan), sawah terdekat, jembatan, pohon besar yang dianggap ada penunggunya.
Tradisi perkwaninan masyarakat Sunda diawali biasanya oleh upaya menyelidiki calon pengantin. Keluarga pengantin laki-laki biasanya menyelidiki anak lelakinya ( perjaka ) berpacaran dengan gadis mana, anak siapa, tinggal dimana, dari keluarga baik atau dari keluarga tidak baik, kaya atau miskin, perilakunya dll.  Biasanya menggunakan orang kepercayaan yang hapal tempat tinggal dan kebiasaan keluarga si calon menantu perempuannya.
Keluarga perempuan , didalam masyarakat Sunda,juga biasa melakukan penyelidikan diam-diam terhadap identitas lengkap si calon mantu laki-lakinya, perilakunya, pendidikannya, keluarganya, pekerjaannya termasuk kemapanan ekonomi dll.  Laporan pihak ketiga menjadi bagian penting dalam menentukan keputusan persetujuannya.
Ketika si calon menantu laki-laki main kerumah, biasanya ayah atau ibu sicalon pengantin wanita akan mengajukan banyak pertanyaan tetapi dengan bahasa yang tidak langsung, melalui sindir sampir, dengan membandingkan pihak lain dan biasanya secara halus akan meminta supaya orangtua si laki-laki dating memberi kepastian.
Kedatangan keluarga pengantin laki – laki, dalam masyarakat Sunda,  biasanya diterima oleh keluarga inti si perempuan, termasuk memanggil tokoh masyarakat untuk menyaksikan dan menjadi saksi Tanya jawab formal tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dan setelah disampaikan maksud dan tujuannya diterima pihak perempuan melalui pidato jawaban yang isinya rasa bangga, rasa hormat, dan menerima lamaran pihak laki-laki.  Di zaman sekarang ditandai dengan acara tukar cincin. Acara ini ditutup dengan ramah tamah sambil menikmati makanan kecil dan makan berat hingga akhirnya pamit pulang.
Penentuan kepastian tanggal akan nikah dan hari pestanya biasanya diberikan beberapa hari kemudian dengan mempertimbangkan hitung-hitungan primbon, untuk mencari waktu dan jam yang baik, serta jalan mana yang akan dilalui hingga kerumah pengantin dan melaksanakan akan nikah dan pesta perkawinan. Ketika kedua keluarga sudah setuju, baru hari H nya dilaksnakan.
Ketika rombongan pengantin pria dating, dalam masyarakat Sunda, biasanya disambut dengan kalungan bunga , diiringi lengser ( penari adat ) dan dibawa ke area acara akad nikah, yang biasanya dekat pelaminan. Acara dilanjutkan dengan sambutan dan jawaban dari kedua belah pihak, yang isinya saling menitifkan anak agar diakui sebagai anak oleh mertuanya.
Penghulu dan amil dating, kedua belah pihak orangtua / wali ada, saksi ada, maka akad nikahpun dilaksanakan dan ditutup dengan doa.
Acara berikutnya, dalam masyarakat Sunda, yaitu saweran berupa lagu dan pantun nasehat yang dinyanyikan dengan logat lagu sunda.  Isinya nasehat-nasehat , doa-doa diselingi pelemparan uang recehan, beras, bunga.  Uang recehan logam biasanya menjadi rebutan anak-anak.  Pelemparan uang recehan sebagai symbol kemakmuran yang kelebihannya harus dibagikan untuk saudara, tetangga terutama untuk keluarga miskin dan yatim piatu.
Acara saweran selesai diteruskan dengan sungkeman ( mencium tangan sambil berjongkok dan meminta didoakan ) kesemua tetua keluarga kedua belah pihak.  Dilanjutkan ucapan selamat dari keluarga dekat dan para tamu undangan.
Pesta perkawianan dilanjutkan dengan kedua pengantin duduk dipelaminan untuk menerima salam dan ucapan selamat dari semua yang hadir dipesta perkawinan. Selesai.



2015/11/10

PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA


Indonesia Negara yang floral, kaya dengan banyak suku, sekitar 300 suku, lebih banyak budaya, banyak kesenian termasuk banyaknya tradisi perkawinannya luar biasa unik, fantastic serta heboh.

Upacara Perkawinan pembeda manusia dengan binatang.  Manusia menciptakan berbagai  rangkaian upacara perkawinan agar berbeda dengan binatang.  Binatang tak pernah melakukan atau mengadakan upacara perkawinan.  Dalam dunia binatang tidak ada akad nikah atau perjanjian nikah.  Tidak ada mas kawin. Tidak ada serah terima seorang anak (pengantin) ke keluarga besannya.  Dalam dunia binatang bukan saja tidak upacara perkawinan , tetapi juga tidak mengundang  saudara, kerabat,  teman dan tidak ada pesta  jamuan dengan makanan yang khas perta perkawinan.

Dalam islam upacara perkawinan diadakan dengan  inti  acara  kedua keluarga saling menitipkan anak kebesannya, agar anaknya,  diakui seperti anakkandungnya dan mengingatkan kepengantin bahwa Bapak atau Ibu dari suami atau istrinya adalah ibu atau Bapaknya juga. 


Acara inti upacara perkawinan adalah akad nikah pengantin yang disaksikan kedua pihak orangtua dan disaksikan saudara dan tetangga  dan  terakhir doa oleh seorang ulama untuk keberkahan, keutuhan, kesejahteraan  dan keselamatan keluarga yang baru dibentuk.


Perkawinan bukan penyatuan dua sejoli, tetapi juga penyatuan dua keluarga besar kedalam ikatan persaudaraan. Dalam masyarakat pedesaan di Indonesia ,  perkawinan adalah pesta pertemuan saudara dan tetangga serta teman.  Para saudara  dan kerabat yang jauh dan jarang bertemu, demikian juga teman yang jarang bertemu baik Karena jauh maupun karena kesibukkannya, biasa diundang agar dating dan bertemu, saling bercerita pengalaman maupun berbagi informasi.  

2015/11/09

Pendorong Perubahan Sosial


Secara sosiologi ada masyarakat yang tertutup terhadap masyarakat lain, tetapi juga ada masyarakat yang sangat terbuka  terhadap para pendatang, termasuk terhadap datangnya berbagai budaya baru.  Kondisi tersebut menunjukkan adanya factor penghambat perubahan dan ada factor pendorong perubahan sosial disuatu masyarakat.
Uraian dibawah ini menunjukkan factor pendorong perubahan sosial didalam masyarakat, yaitu :
1.       Sistem pendidikan  yang maju
Pendidikan merupakan sarana yang ampuh untuk membentuk kepribadian, karakter, peningkatan wawasan, penajaman logika berfikir serta meningkatkan skill seorang individu.  Dengan pendidikan yang maju akan dihasilkan manusia-manusia yang memiliki kualitas dan kompetensi tinggi.  Dengan kualitas dan kompetemsi tinggi mereka akan mampu untuk kreatif dan inovatif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dialami dirinya maupun yang dialami masyarakatnya, bahkan bangsa dan negaranya.  Hadirnya orang-orang kreatif dan penuh inovasi akan melahirkan penemuan-penemuan baru ( invention ), yang membuat kerja manusia menjadi makin efektif, efisien dan ketika hasil penemuan baru mereka diterapkan maka akan melahirkan bentuk-bentuk kemajuan baru, terjadi perubahan sosial di masyarakat.  Sebagai contoh : penjualan tiket secara online melalui tiket.com membuat orang tak perlu lagi harus menginap, mengantri berjam-jam di tengah panas dan hujan untuk menyaksikan sebuah pertandingan bola atau sebuah konser musik, tetapi cukup buka smartphone , tablet atau laptop mereka bisa pesan dalam hitungan menit.  Dan tiket.com dapat menyelesaikan puluhan ribuan pemesan dalam waktu hitungan menit.  Sehingga, hadirnya tiket.com, menguntungkan bagi pembeli, pelaksana pertandingan, kepolisian pun tak perlu patrol untuk mencegah kerusuhan.
2.       Sikap menghargai karya orang lain.
Sikap menghargai karya orang lain sangat penting bagi suatu masyarakat, bukan saja sebagai sebuah motivasi bagi orang yang berkarya, tetapi, hasil karya memberi manfaat orang banyak, kemanfaatan inilah yang harus dihargai lebih lagi, karena tanpa orang-orang yang mau berkarya, maka perubahan-perubahan sosial tak akan terjadi .  Kehidupan menjadi stagnan, tidak berkembang, tidak  mengalami  perubahan-perubahan sosial.
3.       Sikap terbuka masyarakat
Masyarakat yang tertutup sangat sulit  untuk berubah.  Mereka akan mencurigai apapun yang dianggap mengganggu keyamanannya.  Mereka ingin mempertahankan adat tradisi yang ada, Namun, didalam masyarakat ada sekelompok orang yang selalu tak puas dengan keadaan.  Mereka ingi ada perubahan-perubahan sosial.  Mereka sangat terbuka terhadap budaya baru, keadaan baru. Mereka ingin terjadi perubahan sosial didalam masyarakatnya.
4.       Keinginan untuk merubah keadaan
Kehidupan  yang miskin, susah, serba terhalang membuat prustasi.  Orang-orang yang frustasi terhadap keadaan diri dan masyarakatnya ingin mengubah keadaan dirinya maupoun masyarakatnya.  Ia ingin hidup mapan dan tak kesusahan.  Ia ingin masyarakatnya maju dan sejajar dengan kebudayaan dan kualitas serta kompetensi masyarakat lain.  Mereka ingin perubahan sosial yang menguntungkan mereka.
5.       Penduduk yang heterogen
Penduduk yang homogeny dengan wawasan dan keterampilan yang homogeny akan sulit menerima hal-hal baru.  Mereka berusaha mempertahankan apa yang ada. Dan pasrah dengan yang ada.  Kondisi ini jelas tak mendorong perubahansosial.
Namun, datangnya masyarakat dari berbagai daerah, membuat penduduk tidak lagi homogeny.  Para pendatang membawa keahlian mereka dan akhirnya memberi warna dan perubahan pada penduduk local.  Bahkan terjadi tukar menukar budaya dan keahlian.  Terjadinya akulturasi, asimilasi membuat setiap orang berupaya melakukan perubahan diri dan keluarganya, pada akhirnya mendorong perubahan sosial di masyarakat.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah Surga.  Solo: Al Kamil Publishing,  2013

2015/11/07

Dilema Sampah Perkotaan di Indonesia

DILEMA SAMPAH  PERKOTAAN  Di INDONESIA

Nenek moyang Indonesia selalu berusaha untuk selaras dan serasi dengan lingkungan. Mereka berusaha membuat rumah dan lingkungan mereka serba bersih, asri bebas sampah.  Mereka berusaha menyapu dalam rumah dan luar rumah sebersih mungkin dan tak ada sampah tersisa. Lengkap dengan tanaman obat-obatan dan sayuran.
Kebersihan tidak sebatas dirumah dan pekarangan rumah,  mereka juga melakukan pemeliharaan lingkungan kampong mereka melalui kerja bakti tiap jum’at pagi yang diadakan minimal sekali dalam sebulan.Kini, Indonesia sedang bertransformasi menjadi Negara industry baru, menjadi macan Asia, seperti Korea Selatan, Singapore, Taiwan, RRC.  Berbagai kawasan industry dengan  berbagai pabrik yang memproduksi beraneka barang berdiri diberbagai kawasan Indonesia.  Berbagai industry jasa juga terus berkembang dan jumlahnya makin banyak hingga makin kompetitif. <a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.

Namun, modernisasi yang dilakukan tidak hanya memberi gambaran yang menyenangkan, berbagai masalah sosial bermunculan.  Dari banyaknya pengangguran akibat low skill hingga masalah dengan berbagai dampak buruknya.Kota Bandung yang dizaman colonial disebut sebagai Paris van Java, beberapa tahun lalu dikenal sebagai Bandung lautan sampah.  Namun, tak hanya Bandung, Jakarta, Bekasi, Tanggerang dan banyak kota lainnya, termasuk kota kecil seperti Cikampek juga menghadapi problem sampah. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.

2015/11/04

SYARAT-SYARAT MODERNISASI

Negara dibangun untuk membentuk kerjasama nasional yang bertujuan mencapai kemakmuran bersama.  Namun, dinegara yang belum modern, banyak terjadi, pembangunan tidak untuk semua rakyat, tetapi hanya untuk menguntungkan segelintir penguasa, pengusaha dan sejumlah wanita peliharaannya.

Namun , pembangunan dalam Negara modern, dalam Negara yang demokratis, pembangunan dijalankan untuk kepentingan semua lapisan masyarakat dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi atau disebut modernisasi.  Modernisasi dilakukan sebagai jalan cepat memakmurkan rakyat.

Pembangunan  dilakukan untuk mencapai kemakmuran.  Namun, pembangunan membutuhkan modernasi atau penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Tanpa modernisasi sangat sulit mencapai kemakmuran, apalagi bila kekayaan alam sedikit, sumberdaya manusia kurang berkualitas, maka kemakmuran akan sangat sulit untuk diraih.

Modernisasi memang membutuhkan beberapa syarat, yaitu :

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan