2015/12/19

Sosiologi: basic needs biologic

Sosiologi : basic needs biologic

Dalam diri manusia terdapat unsure ruh dan unsure fisik biologis.  Kebutuhan ruh berbeda dengan kebutuhan fisik biologis manusia.  Kebutuhan ruh lebih berdimensi pada pemenuhan kebutuhan rohani , psikologis dan sosiologis.  Sementara kebutuhan biologis lebih merujuk kepada  kebutuhan yang didasarkan dorongan-dorongan biologis.

Kebutuhan biologis merupakan kebutuhan paling mendasar dan bersifat instingtif.  Kebutuhan ini juga dimiliki oleh binatang.  Bila kebutuhan instingtif binatang tak disertai kebutuhan rohani dan psikososial.  Tetapi, kebutuhan biologis manusia diikat  dan tak bisa dilepaskan dari pemenuhan kebutuhan rohani dan psikososial.

Ketidakterlepasan pemenuhan kebutuhan biologis dari pemenuhan kebutuhan rohani dan psikososial tak lepas dari bila kebutuhan biologis  tak ada control   dari nilai-nilai rohani dan pertimbangan psikososial, maka manusia tak lebih baik dari binatang dan akan menciptakan disintegrasi sosial.

Kebutuhan  biologis manusia diantaranya adalah :
1.       Pemenuhan untuk mempertahankan diri.  Upaya mempertahan diri membuat seorang bayi menangis untuk memberitahukan kebutuhannya. Seorang ibu akan melakukan apapun untuk mempertahankan hidup diri anaknya.  Sebuah foto yang mengejutkan dunia ketika memperlihatkan seorang wanita, seorang ibu, memeluk bayinya, untuk  melindungi bayinya dari senjata kimia yang dilakukan oleh rezim Sadam Husein.  Kebutuhan dasar ini yang mendorong manusia untuk makan, minum, menghirup oksigen dan berusaha untuk tidak sakit.
2.        Kebutuhan biologis kedua adalah kebutuhan untuk melanjutkan keturunan.  Manusia laki-laki membutuhkan seorang wanita untuk dicintainya, demikian juga seorang wanita membutuhkan cinta seorang pria.  Hubungan percintaan mereka didorong untuk memiliki anak sebagai pelanjut keturunan.  Dari pemenuhan kebutuhan biologis ini lahir pranata sosial perkawinan, nilai dan norma perkawinan, adat istiadat dan tata upacara perkawinan.
Setiap manusia berharap hidup sampai tua.  Namun, ketika terus memasuki usia tua, secara sosial ia menjadi manusia yang kian matang, tetapi, secara fisik ia akan kembali melemah bahkan akan seperti bayi lagi, butuh pertolongan manusia lain untuk mengurusnya.  Dalam konteks ini, maka setiap orang ingin memiliki anak agar kelak bila ia tua ada yang mengurus hingga ke mengurus kematiannya dan mendoakannya.

3.       Kebutuhanbiologis ketiga adalah kebutuhan untuk mengekspresikan diri biologisnya.  Manusia ingin memperlihatkan kekuatan fisiknya, ia berlatih dan berolahraga untuk membuat dirinya terlihat kecantikannya, ketampanannya,  keuletan kerjanya, dll.  Manusia rela menghabiskan waktu untuk memenuhi keinginan agar sempurna secara fisik biologisnya.  Kesempurnaan fisik biologis memberi nilai lebih dan rasa percaya diri tinggi serta kebanggaan diri.  Kebutuhan ini merupakan wujud ekspresi diri ditengah masyarakatnya, bahwa ia ada dan ia adalah pribadi yang harus diperhatikan dari sisi fisik oleh orang lain.

2015/12/12

Sosiologi : Ciri-ciri masyarakat modern

Keinginan menjadi masyarakat yang makmur membuat manusia diberbagai belahan bumi mengembangkan dan mengoptimalkan kemampuan otaknya untuk menciptakan berbagai system pemikiran baru dan teknologi-teknologi baru.  Akibat dari berbagai upaya  yang dilakukan manusia ini tercipta cara berfikir baru, teknologi baru, hubungan-hubungan sosial baru dan yang sangat penting terbentuknya standar-standar baru kehidupan manusia.   Standar baru kehidupan manusia inilah yang kita sebut sebagai zaman modern.
Dalam konteks perkembangan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan ditemukannya berbagai teknologi yang makin canggih, efektif dan efisien, maka terbentuk masyarakat modern, yang bisa dilihat dari ciri – cirinya. Ciri- ciri masyarakat modern :
1.       Hubungan kekeluargaan kurang erat
Masyarakat modern telah membentuk setiap orang untuk memiliki spesialisasi keahlian.  Dengan keahliannya manusia dipaksa untuk bergabung dalam suatu komunitas, melalui komunitas kerjanya ia membangun ingroup dan perasaan outgroup serta solidaritas kelompok , melalui groupnya ia membangun organisasi sosial , system nilai dan norma, serta bentuk hubungan  sosial yang ada didalamnya.  Dari groupnya pula lahir peraturan dan kebudayaan baru.  Kekuatan ikatan yang dibangun didalamnya membuat seorang manusia seperti memiliki keluarga baru.  Kepentingan dan kebutuhannya diikat melalui ikatan kelompoknya, sehingga ia lebih dekat dengan keluarga barunya ( Group ) dari pada dengan keluarga besarnya.  Kondisi ini membentuk kurang eratnya rasa kekeluargaan dengan keluarga besarnya, bahkan dengan anak, istri atau suami didalam keluarganya.
2.       Menggunakan organisasi modern.
Banyaknya spesialisasi pekerjaan, banyaknya keahlian dan makin bertambahnya keahlian-keahlian baru, membutuhkan pengorganisasian yang makin modern sehingga terbentuklah organisasi - organisasi modern.  Organisasi-organisasi yang modern ini makin mengembangkan kehidupan yang lebih modern secara lebih terorganisasi.  Masyarakat modern dipaksa untuk pandai dan dapat hidup dari standar keahlian zaman modern dan harus pandai menyesuaikan diri dengan berbagai organisasi modern serta kultur yang ada didalamnya.
3.       Berfikir rasional dan sistematis
Kebudayaan masyarakat modern didasarkan  cara berfikir rasional dan cara berfikir sistematis atau cara berfikir yang terorganisasi.  Karena semua system dalam organisasi masyarakat modern  disusun dengan mempertimbangkan banyak aspek yang kemudian dikemas kedalam suatu system pemikiran yang terorganisasi.  Dan ketika system berfikirnya menghadapi kendala, maka kemampuan berfikirnya yang rasional akan mencari solusi yang rasional pula dengan mempertimbangkan rasionalitas dan sistematika sistemnya.
4.       Penduduknya umumnya terdidik
Masyarakatmodern menyaratkan kemampuan berfikir rasional dan sistematis dalam kehidupannya. Karena, agar seorang anak manusia dapat hidup didalam system masyarakat modern, ia harus mendapatkan pendidikan yang lebih dari cukup, sehingga kemampuan berfikirnya benar-benar rasional dan sistematis.  Inilah yang mendorong masyarakat modern menomorsatukan pendidikan sebagai dasar pengembangan kualitas anaknya.
5.       Sangat percaya kegunaan teknologi
Teknologi merupakan produk berfikir rasional.  Teknologi yang gagal merupakan produk berfikir yang gagal memenuhi kebutuhan masyarakat. Produk yang tidak sesuai kebutuhan tidak laku.  Karena itu hanya teknologi yang memenuhi harapan hidup manusia yang akan laku dan dibeli serta digunakan.  Teknologi yang laku adalah teknologi yang membuat menusia kerja secara efisien dan efektif.  Teknologi tipe inilah yang membuat menusiamodern tergantung kepada teknologi dan sangat percaya pada nilai guna teknologi.
6.       Sekuler
Kesibukan kerja yang mengejar target, membuat manusia makin jauh tidak saja dari keluarganya, saudara-saudaranya, tetapi juga makin jauh dari TuhanNya.  Sangat sulit untuk mempelajari ajaran agama, apalagi mempraktekannya.  Jauh dari pemahaman agama, jauh dari orang-orang yang sibuk menjalankan agama, membuat pandangannya jauh dari nilai dan norma agama, apalagi ketika komunitas kerjanya, orang-orang yang juga pemahaman agamanya dangkal, maka jadilah ia punya kecenderungan sekuler dan dampak ekstremnya membenci ajaran agama.
7.       Ekonomi sangat meterialistik
Cara berfikir rasional, ekonomistik, materialistic , egositik.  Pola kerja dan pola hidup yang ditandai dengan banyaknya transaksi dan setiap transaksi bermuara kepada uang,  membuat cara berfikirnya menjadi segala sesuatu diukur dan dihargai dengan uang.  Uang menjadi standar penilaian terhadap  kompetensi dan  eksistensi seseorang. Uang dianggap membeli segalanya. 
8.       Memiliki system adminstrasi yang baik
Banyaknya transaksi dari banyaknya system kerja didalam masyarakat modern mendorong masyarakat modern untuk menciptakan suatu system administrasi yang baik yang memenuhi semua kepentingan, keperluan dan ekspektasi mereka.

Demikianlah Ciri- ciri masyarakat modern

2015/12/05

Kue Tradisional

Kue Batok : Kue tradisional yang dibuat di Cikampek.  Rasanya krenyes-krenyes garing, seperti roti bakar.  Berikut ini liputan para siswi SMA Negeri 2 Cikampek, meliputnya untuk anda .


2015/12/03

Sosiologi : Dampak Urbanisasi

Dampak Urbanisasi

Kota merupakan pusat pemerintahan.  Kota merupakan pusat bisnis yang menjanjikan kemakmuran.  Kota merupakan tempat banyak kantor perusahaan asing maupun domestic berdomisili.  Kota merupakan pusat kelap kelip cahaya kemakmuran yang hadir seakan mengundang siapapun untuk dating dan hidup didalamnya. Kota merupakan peluang untuk memperbaiki nasib setiap orang yang mau mengadu nasib. 
Urbanisasi secara definitive adalah proses perpindahan penduduk dari desa ke kota. Kota menjadi tujuan bagi masyarakat desa untuk beberapa alasan.  Ada yang dating ke kota untuk melanjutkan pendidikan.  Ada yang dating kekota untuk berdagang atau menjual barang dagangan.  Ada yang dating untuk mencari pekerjaan.  Mereka datang untuk mengubah nasib.  Karena, setelah desa tidak menjanjikan maka kota dengan segala hiruk pikuknya lebih menjanjikan untuk mendapatkan hidup yang lebih baik.
Namun, ada banyak yang harus mereka pertaruhkan untuk hidup dikota.  Bila mereka tak siap, maka kota menjadi lebih kejam terhadap mereka.  Tetapi, bagi mereka yang telah siap, persaingan dan tekanan hidup di kota menjadi tantangan sendiri yang harus ditaklukan dan menjadi landasan untuk mencapai kegemilangan hidup.
Disamping kisah manis dan haru dari mereka yang berjuang hidup dikota, ada beberapa dampak urbanisasi baik bagi pedesaan maupun bagi kota, yaitu :
A.      Bagi Pedesaan
1.       Desa kekurangan tenaga produktif.  Faktor ini terjadi karena yang umumnya yang melakukan urbanisasi adalah generasi muda.  Apalagi, bila mereka terdidik dan berkategori professional.  Desa tidak bisa menyediakan pekerjaan untuk kompetensi mereka.  Maka berurbanisasi kekota menjadi solusi bagi golongan tipe ini.
2.       Perginya tenaga produktif kekota membuat desa hanya mengandalkan tenaga petani tua, tentu ini akan mengurangi produktivitas hasil pertanian dan perkebunan pedesaan.
3.       Makin banyaknya generasi muda yang berubanisasi ke kota, membuat gairah kehidupan dipedesaan menjadi sepi.  Kehidupan berjalan stagnan. 
4.       Berurbanisasinya generasi muda yang produktif membuat ekonomi pedesaan menjadi merosot.

B.      Bagi Kota
1.       Banyaknya manusia yang berubanisasi mengakibatkan persaingan mendapatkan pekerjaan menjadi sangat sengit antar individu.  Satu posisi pekerjaan bisa didapatkan setelah bersaing dengan puluhan, ratusan bahkan ribuan pelamar lain.  Sangat ketat.  Hanya yang pintar dalam banyak aspek yang lulus.  Tidak pintar berarti tersisih.

2.       Bertambahnya jumlah orang yang  berurbanisasi membuat kota makin sempit.

2015/12/02

Sosiologi : Kenakalan Remaja


Pembangunan fisik dibanyak Negara menjadi prioritas.  Pembangunan jalan raya, jembatan, pelabuhan, bandara, pabrik-pabrik, jaringan listrik, jaringan telpon , gedung-gedung tinggi, bar, nightclub , diskotik seakan menjadi standar ciri modernisasi . Sebaliknya pembangunan manusianya, pembangunan mental spiritual dan kebudayaan manusianya kerap diabaikan.  D
Pembangunan yang berat sebelah, hanya focus kepembangunan fisik dan kurang dalam hal  pembangunan manusianya memberi dampak negative yang luar biasa pada kualitas mental spiritual dan kebudayaan  manusia-manusianya.
Dampak dari perubahan sosial yang cepat pada sisi manusia adalah banyaknya manusia yang mengalami  disorientasi , terutama  dikalangan kenakalan remaja.  Modernisasi diberbagai bidang membuat muncul berbagai pabrik, berbagai pusat perbelanjaan, berbagai teknologi baru, berbagai aplikasi baru, berbagai parameter kehidupan baru, berbagai gaya hidup baru dan lain-lain.
Para remaja dihadapkan dengan situasi perubahan yang demikian cepat dengan berbagai ekses negatifnya, sementara ia sedang dalam fase  pertumbuhan emosional dan psikologis menuju manusia  yang lebih dewasa, Para remaja sedang belajar untuk tumbuh, sedang belajar berbagai pola hidup, pola budaya budaya, nilai dan norma yang lama dan yang sedang muncul.  Ketidak mampuan memahami nilai dan norma lama serta nilai dan norma baru secara kritis  membuatnya terdesak dan tak mampu memilih, sehingga terjadi benturan psikologis, yang akhirnya berwujud kedalam sikap temperamental, coba-coba tanpa analisis kritis dan mengalami disorientasi hidup.  Terbentuk kenakalan remaja.
Secara definitif kenakalan remaja diartikan sebagai semua bentuk perbuatan remaja yang berlawanan dengan ketertiban umum yang berlaku dimasyarakatnya.  Gejala dari melawan ketertiban umum ini atau bentuk dari kenakalan remaja adalah …
1.       Suka berdusta.  Anak remaja punya banyak rasa ingin tahu, banyak menginginkan hal-hal yang tinggi dan ideal, tetapi kemampuannya atau kemampuan orangtuanya tidak mendukung.  Ia menjadi frustasi terhadap keadaan.  Secara sikap ia sangat sering untuk menolak melakukan sesuatu yang sebenarnya bermanfaat untuk dia, yang diajukan orangtuanya.  Ia mencari-cari alasan untuk menghindari ajakan yang dianggapnya sebagai beban berat buatnya .  Ia suka berdusta untuk menghindari ajakan, perintah, permintaan dari orangtuanya, dengan memberi alibi tertentu. contoh  Ia bolos sekolah, tetapi mengatakan keorangtuanya ada tugas kelompok yang harus dikerjakan diluar sekolah pada jam pelajaran.
2.       Menganggap orangtua tidak adil. Seorang anak remaja, kerap melihat adiknya atau kakaknya sebagai saingan dalam mendapat kasih sayang dari orangtuanya.  Ia menganggap adiknya lebih disayangi daripada dirinya.  Ia menganggap orangtuanya tidak adil terhadap dirinya.
3.       Mengindar dari tanggung jawab.  Di usia remaja anak sedang mencari bentuk kepribadian.  Ia berusaha membentuk dirinya.  Ia ingin utuh sebagai dirinya.  Ia ingin diakui.  Ia ingin mandiri.  Tak mau diperintah.  Ia hanya mau apa yang sesuai dengan harapan dirinya.  Keinginan pihak diluar dirinya dianggap beban.  Ia tak mau menanggung beban yang dibebankan oleh orang lain.  Ia menghindari tanggung jawab yang dibebankan orang lain.  Ia hanya mau bertanggungjawab kalau itu maunya, keinginannya.
4.       Tidak disukai teman-temannya.  Sikap ingin diakui, sikap ingin dihargai, membuat seorang remaja menjadi terlalu egois, terlalu mementingkan dirinya.  Egoisnya akan bertambah tinggi bila kehidupan didalam keluarganya dikelilingi oleh orang-orang yang juga memiliki ego tinggi.  Ia akan tampil bak seorang bos.  Semua harus menuruti keinginannya.  Karena, super egonya yang demikian tinggi, maka teman-temannya tak menyukainya.  Ia adalah orang asing dilingkaran pergaulannya.
5.       Banyak mengeluh.  Seorang remaja kerap hidup dalam dunia ideal. Kadang ia banyak hadir  dalam dunia yang di khayalkannya.  Karena itu, kerap antara dunia khayalannya, dunia idealnya tak sama dengan realitas hidup disekelilingnya.  Ia banyak mengeluhkan situasi yang tak sesuai harapannya.

6.       Tidak bisa focus.  Terlalu asyik dengan dunia dirinya membuatnya tak bisa focus dalam pekerjaan yang diberikan kepadanya.  Ia berusaha untuk asyik dengan dunianya.  Ia tak mau terlalu dibebani dengan pekerjaan lain.  Ia bisa focus terhadap apa yang diinginkannya tetapi sulit focus untuk yang tak sesuai dengan keinginan hatinya.
Demikian pengertian kenakalan remaja dan penyebab kenakalan remaja

2015/11/26

Pembuatan Karpet Cikampek

Pembuatan Karpet Cikampek

Karpet bisa digunakan sebagai hiasan, untuk alas berbaring, alas duduk.  Dibanyak perumahan mewah karpet digunakan sebagai lantai sehingga tidak saja mempercantik ruangan tetapi juga membewi kesan wah bagi si pemiliknya.
Tren penggunaan karpet terus meningkat, tidak lagi dikelas menengah atas, tetapi juga di kelas menengah bawah.  Kini , variatifnya pasar yang dibidik, karpet dibuat dengan segmen anak-anak dan diberi hiasan tokoh kartun terkenal.
Karpet dengan disain  tokoh kartun terkenal kini banyak dibuat oleh pengrajin dari desa Cikampek Utara, yang juga sentra kerajinan Boneka.  Berikut liputan para pelajar SMA Negeri 2 Cikampek tentang proses pembuatan karpet tokoh animasi terkenal :

2015/11/25

Sosiologi : Dampak sosial pembangunan

DAMPAK SOSIAL PEMBANGUNAN

Pembangunan  ditengah perubahan global menjadi suatu keharusan dari suatu masyarakat, bangsa dan Negara.  Pembangunan menjadi sebuah jalan untuk mempertahankan eksisstensi suatu masyarakat, bangsa dan Negara. Tanpa pembangunan, suatu masyarakat akan terpinggirkan, tersingkirkan dan akhirnya membawa mereka kearah kehancuran total.  Tanpa pembangunan mereka kian terjepit, terpojok, terikat, terpenjara dalam dunia tempat tinggalnya yang kian menyempit. Seperti yang dialami suku kubu dalam di pulau Sumatera, yang lahan hutan tempat tinggalnya kian sempit digerogoti perkebunan modern yang dibangun para investor bermodal besar.

Pembangunan untuk mengubah dari keterbelakangan kearah kemajuan. Pembangunan dilakukan untuk mencapai tujuan mulia bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yaitu tercapainya masyarakat yang makmur, adil dan tentram.  Pembangunan dilakukan untuk mengubah nasib masyarakat, bangsa dan Negara kelevel kemakmuran , keadilan, dan ketentraman yang lebih tinggi.

Mengubah masyarakat kearah kehidupan yang lebih maju dengan menggunakan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan banyak kemajuan disemua bidang yang dibutuhkan masyarakat.  Namun, tak semua bisa menikmati hasil pembangunan.  Ada yang tertinggal perubahan. Ada yang tak tersentuh pembangunan.  Sehingga tertinggal dari kemajuan dan tak bisa menikmati benefit yang dihasilkan, yang kita sebut sebagai kelas bawah.

Secara sosioekonomi, pembangunan menghasilkan masyarakat kelas atas dan kelas menengah, tetapi juga menciptakan dampak pembangunan berupa :

2015/11/23

Sosiologi Perubahan Kebudayaan


Manusia ingin hidup disurga.  Siapa yang tak ingin hidup disurga, semua ingin hidup disurga.  Keinginan ini yang mendorong manusia berupaya menyempurnakan pola hidupnya, menyempurnakan organisasi kehidupan masyarakatnya, termasuk menyempurnakan peralatan atau teknologi hidupnya agar teknologi membuat manusia hidup senyaman dan senikmat di surga.  Semua selalu ada, selalu tersedia selalu terlayani. Inilah pendorong perubahankebudayaan sejati.

Manusia tak akan berubah bila manusia tak mau merubahnya, demikian nasehat Al Qur’an kepada ummat manusia.  Dan karena itu pula, Al Qur’an memerintahkan agar setiap orang untuk berjalan-jalan dimuka bumi, untuk saling belajar, untuk saling berbagi ilmu pengetahuan, teknologi, ilmu sastra, logika dll, sehingga bukan saja kedamaian tetapi perubahan kearah kemajuan bersama secara lebih adil dan merakyat.

Hasil peradaban manusia yang telah berlangsung ribuan tahun tetap saja dianggap belum memenuhi kebutuhan dan tantangan zamannya pada generasi terkini, sehingga, mereka tetap tak puas dan ingin lebih sempurna lagi.  Karena itu riset terhadap teknologi baru, tatanan nilai dan norma baru, standar etika baru, standar hubungan sosial baru, dll terus dilakukan.

Perubahan kebudayaan dapat terus terjadi didasarkan :
1.       Terjadinya akulturasi.  Akulturasi adalah percampuran dua kebudayaan atau lebih untuk membentuk kebudayaan baru yang lebih maju, tetapi, unsure-unsur kebudayaan lama masih tetap dipertahankan.   Akulturasi dapat terjadi ketika terjadi migrasi penduduk dari suatu daerah kedaerah lainnya.  Migrasi memungkinkan terjadinya pertemuan budaya.  Pertemuan budaya memunculkan proses saling belajar, sehingga terjadi pertukaran budaya. Melalui pertukaran budaya terjadi akulturasi budaya.  Masyarakat saling belajar kelebihan dan kekurangan dari budaya lain dan secara natural mereka menyerap berbagai kelebihan budaya baru dan meninggalkan budaya lamanya yang dianggap sudah tidak cocok lagi dengan pola piker, pola hidup dan  perkembangan zaman.
2.       Asimilasi.  Asimilasi adalah Proses percampuran dua kebudayaan atau lebih yang membentuk kebudayaan baru.  Dalam masyarakat yang telah terasimilasi, perbedaan-perbedaan kebudayaan didalam masyarakat hampir hilang dan masyarakat dapat mentoleransi semua perbedaan yang ada.  Proses asimilasi sangat mudah terjadi bila toleransi sangat kuat didalam kedua masyarakat yang bertemu, kesamaan tingkat ekonomi, tetapi bila masyarakat salah satu sangat ekspansiv dan rakus serta ingin menguasai masyarakat lainnya, maka, asimilasi akan gagal.  Asimilasi dapat terjadi bukan dengan sikap memaksakan kebudayaannya tetapi melalui sikap simpati terhadap kebudayaan lain.  Kedekatan sebagai produk simpati terhadap kebudayaan lain mendorong terjadi perkawinan antar masyarakat dan melalui perkawinan ini maka asimilasi menjadi semakin kuat menyatu, sehingga muncul kata “ kita sekeluarga “ bukan  kata “ Mereka orang asing” dan “ kita  berbeda“.
3.       Difusi . Migrasi bukan hanya pada manusia-manusianya, tetapi juga melalui migrasi terbawa juga dan menyebar berbagai unsure – unsure kebudayaan lain kedalam suatu masyarakat.  Unsur – unsure kebudayaan lain menyebar dari individu ke individu  melalui proses saling belajar yang terus menerus melalui pergaulan sehari – hari.  Misalnya, di Indonesia, tak mengenal  teknik membuat patung dari batu, tetapi setelah kenal kebudayaan India yang dibawa para pendatang India, maka bangsa Indonesia mengenal teknik membuat patung dari batu andesit.
4.       Inovasi.  Inovasi secara definitive adalah proses perubahan unsur- unsure kebudayaan baru hasil pengembangan unsure-unsur kebudayaan lama.  Inovasi dilakukan untuk menyempurnakan unsure kebudayaan lama agar lebih sesuai dengan tantangan zaman dan memenuhi kebutuhan saat itu.  Inovasi dilakukan karena adanya kelemahan dalam unsure kebudayaan lama. 
Contoh ditahun sebelum 1980an penggunaan kerbau untuk bertani masih bisa digunakan, tetapi, ketika mencari rumput untuk makanan kerbau kian sulit, maka petani memilih traktor untuk membajak tanahnya.  Traktor adalah modifikasi mesin diesel yang umumnya untuk mobil dan pabrik tetapi dengan tambahan komponen tertentu digunakan untuk membajak sawah.
Demikian materi perubahan kebudayaan, semoga bermanfaat.


Sumber Pustaka :

1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Tim Antropologi.  Panduan Belajar antropologi. Jakarta: Yudhistira, 1997

2015/11/17

Sosiologi : Proses sosial assossiatif

Cita – cita hidup setiap individu didalam masyarakat mendorong masyarakat untuk terus berupaya  mencapai cita-citanya .  Cita-cita hidup setiap individu menjadi dasar motivasi dan tujuan hoidup setiap individu.  Berbagai strategi dan pendekatan mereka lakukan  agar cita-citanya tercapai.  Secara sosial, dampaknya masyarakat terus mengalami perubahan sosial.
Perubahan sosial yang terbentuk dalam mencapai cita-cita hidup memunculkan masalah-masalah baru dan setiap masalah membutuhkan komunikasi yang intensif agar terbentuk kerjasama antar individu yang solid dan terciptanya persatuan dan kesatuan didalam masyarakat atau terbentuknya kerjasama yang assossiatif.
Secara definitive, proses sosial  assossiatif adalah proses sosial yang mengarah kepada terciptanya persatuan di masyarakat.  Persatuan masyarakat sangat penting dalam mencapai tujuan masyarakat.  Sanagt sulit mencapai berbagai tujuan masyarakat , bahkan tujuan para individu, bila didalam masyarakat tidak ada kerjasama atau terjadi konflik, baik yang bersifat terbuka maupun konflik yang terselubung atau kontravensi.
Bentuk kerjasama yang assossiatif terdiri dari :
1.      Akomodasi.  Pengertian akomodasi adalah proses meredakan ketegangan atau konflik didalam masyarakat.  Konflik sosial menjadi penghalang utama kemajuan masyarakat. Konflik sosial membuat mobitas sosial setiap orang menjadi terbatas.  Orang yang terlibat konflik akan membatasi diri mobilitasnya pada daerah yang dianggapnya aman dan nyaman buat dirinya.  Bila setiap orang merasa nyaman ditempatnya masing-masing akan terjadi situasi alienasi dan terkurung disuatu tempat.  Komunikasi tidak akan terjadi.  Setiap orang membentuk kelompok dan setiap kelompok akan merasa kelompoknya paling benar, paling baik, paling maju.  Terjadi suatu situasi in group dan  out group.  Kita dan mereka. Akhirnya bermuara pada tidak ada kemjuan dimasyarakat. Dengan munculnya upaya meredakan ketegangan. Tensi emosi yang tinggi akan menurun.  Sikap merasa paling benar, paling baik menjadi berkurang.  Jarak yang jauh menjadi dekat.  Jarak yang dekat dan saling mendekat memungkinkan terjadinya lobi-lobi dan negosiasi.  Dengan adanya negoisasi, titik kesamaan bisa disatukan. Titik perbedaan bisa dipecahkan dengan saling berbagai pemecahan hingga kesepakatan-kesepakatan teknis lapangan yang membuat konflik hilang dan persatuan bisa terwujud.  Dengan akomodasi sangat mungkin terjadi setiap orang didalam masyarakat dapat mencapai cita-cita hidupnya tanpa menimbulkan masalah dimasyarakat.
2.    Proses sosial assossiatif yang kedua adalah asimilasi.Secara konsep, asimilasi didefinisikan bagai bercampurnya dua kebudayaan atau lebih membentuk kebudayaan yang benar-benar baru.  Asimilasi bisa dibangun melalui komunikasi yang efektif , komunikasi menjadi media pertukaran informasi dan aspirasi, sehingga titik – titik kesamaan pola piker, kesamaan – kesamaan keinginan, kesamaan-kesamaan kepentingan bisa dirajut menjadi satu kesatuan kepentingan bersama yang akhirnya bisa disatukan menjadi kesamaan aksi dan pembentukan kebudayaan baru .
3.      Proses sosial assossiatif ketiga adalah Koperasi adalah  kerjasama. Kerjasama orang-orang yang ada disuatu tempat.  Kerjasama ini bertujuan untuk mencapai kesepakatan tentang nilai dan norma sosial bersama .  Dengan nilai dan norma yang dimiliki bersama, tujuan tiap individu bisa diupayakan dengan koridor nilai dan norma yang disepakkati.  Ketaatan terhadap nilai dan norma mendorong setiap penyelesaian masalah dapat dilakukan tanpa menimbulkan masalah baru di masyarakat.  Bahkan, menguatkan tali ikatan kemasyarakatan.
Demikian bentuk proses sosial assossiatif
Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah Surga.  Solo: Al Kamil Publishing,  2013

2015/11/13

Perkawinan dalam masyarakat Sunda


Tradisi perkawinan antar suku di Indonesia berbeda-beda.  Dalam satu sukupun bila daerahnya berbeda maka tradisi perkawinannya juga bisa berbeda, walau secara garis besar banyak kesamaannya.  Demikian juga dalam tradisi perkawinan didaerah Suku Sunda.
Tradisi masyarakat Sunda tak lepas dari ajaran Islam.  Karena umumnya orang Sunda memeluk Islam, dan hamper tidak ada yang memeluk agama lain selain Islam.  Bila tidak Islampun mereka memeluk agama warisan nenek moyang yang sering disebut agama Sunda wiwitan, seperti yang dianut Orang Baduy, di daerah Leuwidamar.
Tradisi perkawinan dalam masyarakat Sunda merupakan akulturasi antara budaya Sunda dengan budaya dan ajaran Islam.  Dalam tradisi nenek moyang, penghormatan terhadap roh nenek moyang menjadi suatu keharusan , karena ada anggapan roh nenek moyang masih melindungi anggota keluarganya yang sudah meninggal dan dalam Islam juga dianjurkan untuk mendoakan orang yang meninggal.
Karena itu, ketika keturunannya akan melangsungkan pernikahan kerap mendatangi kuburan dan mendoakan serta menyiramkan air bunga kemakam, terkadang, bila pengetahuan islamnya kurang, mereka meminta doa dari orang yang telah dimakamkan dan dikuburannya.
Katika pesta perkawinan akan dilaksanakan, di kalangan masyarakat Sunda biasanya, orang yang dipercaya oleh keluarga yang hajat/mengadakan pesta perkawinan, menyediakan satu set makanan ( sesajen ), umumnya berisi telor asing, kopi hitam, rokok lisong ( kretek ), kue-kue, disimpan dibeberapa tempat, sebagai persembahan ke makhluk halus setempat agar tidak merusak jalannya acara, melalui orang yang kesurupan. Penempatan sesajen ( ancak ) dibeberapa tempat, misalnya area dapur ( tempat masak ), pendaringan ( tempat menyimpan makanan), sawah terdekat, jembatan, pohon besar yang dianggap ada penunggunya.
Tradisi perkwaninan masyarakat Sunda diawali biasanya oleh upaya menyelidiki calon pengantin. Keluarga pengantin laki-laki biasanya menyelidiki anak lelakinya ( perjaka ) berpacaran dengan gadis mana, anak siapa, tinggal dimana, dari keluarga baik atau dari keluarga tidak baik, kaya atau miskin, perilakunya dll.  Biasanya menggunakan orang kepercayaan yang hapal tempat tinggal dan kebiasaan keluarga si calon menantu perempuannya.
Keluarga perempuan , didalam masyarakat Sunda,juga biasa melakukan penyelidikan diam-diam terhadap identitas lengkap si calon mantu laki-lakinya, perilakunya, pendidikannya, keluarganya, pekerjaannya termasuk kemapanan ekonomi dll.  Laporan pihak ketiga menjadi bagian penting dalam menentukan keputusan persetujuannya.
Ketika si calon menantu laki-laki main kerumah, biasanya ayah atau ibu sicalon pengantin wanita akan mengajukan banyak pertanyaan tetapi dengan bahasa yang tidak langsung, melalui sindir sampir, dengan membandingkan pihak lain dan biasanya secara halus akan meminta supaya orangtua si laki-laki dating memberi kepastian.
Kedatangan keluarga pengantin laki – laki, dalam masyarakat Sunda,  biasanya diterima oleh keluarga inti si perempuan, termasuk memanggil tokoh masyarakat untuk menyaksikan dan menjadi saksi Tanya jawab formal tentang maksud dan tujuan kedatangan mereka dan setelah disampaikan maksud dan tujuannya diterima pihak perempuan melalui pidato jawaban yang isinya rasa bangga, rasa hormat, dan menerima lamaran pihak laki-laki.  Di zaman sekarang ditandai dengan acara tukar cincin. Acara ini ditutup dengan ramah tamah sambil menikmati makanan kecil dan makan berat hingga akhirnya pamit pulang.
Penentuan kepastian tanggal akan nikah dan hari pestanya biasanya diberikan beberapa hari kemudian dengan mempertimbangkan hitung-hitungan primbon, untuk mencari waktu dan jam yang baik, serta jalan mana yang akan dilalui hingga kerumah pengantin dan melaksanakan akan nikah dan pesta perkawinan. Ketika kedua keluarga sudah setuju, baru hari H nya dilaksnakan.
Ketika rombongan pengantin pria dating, dalam masyarakat Sunda, biasanya disambut dengan kalungan bunga , diiringi lengser ( penari adat ) dan dibawa ke area acara akad nikah, yang biasanya dekat pelaminan. Acara dilanjutkan dengan sambutan dan jawaban dari kedua belah pihak, yang isinya saling menitifkan anak agar diakui sebagai anak oleh mertuanya.
Penghulu dan amil dating, kedua belah pihak orangtua / wali ada, saksi ada, maka akad nikahpun dilaksanakan dan ditutup dengan doa.
Acara berikutnya, dalam masyarakat Sunda, yaitu saweran berupa lagu dan pantun nasehat yang dinyanyikan dengan logat lagu sunda.  Isinya nasehat-nasehat , doa-doa diselingi pelemparan uang recehan, beras, bunga.  Uang recehan logam biasanya menjadi rebutan anak-anak.  Pelemparan uang recehan sebagai symbol kemakmuran yang kelebihannya harus dibagikan untuk saudara, tetangga terutama untuk keluarga miskin dan yatim piatu.
Acara saweran selesai diteruskan dengan sungkeman ( mencium tangan sambil berjongkok dan meminta didoakan ) kesemua tetua keluarga kedua belah pihak.  Dilanjutkan ucapan selamat dari keluarga dekat dan para tamu undangan.
Pesta perkawianan dilanjutkan dengan kedua pengantin duduk dipelaminan untuk menerima salam dan ucapan selamat dari semua yang hadir dipesta perkawinan. Selesai.



2015/11/10

PERKAWINAN DALAM MASYARAKAT INDONESIA


Indonesia Negara yang floral, kaya dengan banyak suku, sekitar 300 suku, lebih banyak budaya, banyak kesenian termasuk banyaknya tradisi perkawinannya luar biasa unik, fantastic serta heboh.

Upacara Perkawinan pembeda manusia dengan binatang.  Manusia menciptakan berbagai  rangkaian upacara perkawinan agar berbeda dengan binatang.  Binatang tak pernah melakukan atau mengadakan upacara perkawinan.  Dalam dunia binatang tidak ada akad nikah atau perjanjian nikah.  Tidak ada mas kawin. Tidak ada serah terima seorang anak (pengantin) ke keluarga besannya.  Dalam dunia binatang bukan saja tidak upacara perkawinan , tetapi juga tidak mengundang  saudara, kerabat,  teman dan tidak ada pesta  jamuan dengan makanan yang khas perta perkawinan.

Dalam islam upacara perkawinan diadakan dengan  inti  acara  kedua keluarga saling menitipkan anak kebesannya, agar anaknya,  diakui seperti anakkandungnya dan mengingatkan kepengantin bahwa Bapak atau Ibu dari suami atau istrinya adalah ibu atau Bapaknya juga. 


Acara inti upacara perkawinan adalah akad nikah pengantin yang disaksikan kedua pihak orangtua dan disaksikan saudara dan tetangga  dan  terakhir doa oleh seorang ulama untuk keberkahan, keutuhan, kesejahteraan  dan keselamatan keluarga yang baru dibentuk.


Perkawinan bukan penyatuan dua sejoli, tetapi juga penyatuan dua keluarga besar kedalam ikatan persaudaraan. Dalam masyarakat pedesaan di Indonesia ,  perkawinan adalah pesta pertemuan saudara dan tetangga serta teman.  Para saudara  dan kerabat yang jauh dan jarang bertemu, demikian juga teman yang jarang bertemu baik Karena jauh maupun karena kesibukkannya, biasa diundang agar dating dan bertemu, saling bercerita pengalaman maupun berbagi informasi.  

2015/11/09

Pendorong Perubahan Sosial


Secara sosiologi ada masyarakat yang tertutup terhadap masyarakat lain, tetapi juga ada masyarakat yang sangat terbuka  terhadap para pendatang, termasuk terhadap datangnya berbagai budaya baru.  Kondisi tersebut menunjukkan adanya factor penghambat perubahan dan ada factor pendorong perubahan sosial disuatu masyarakat.
Uraian dibawah ini menunjukkan factor pendorong perubahan sosial didalam masyarakat, yaitu :
1.       Sistem pendidikan  yang maju
Pendidikan merupakan sarana yang ampuh untuk membentuk kepribadian, karakter, peningkatan wawasan, penajaman logika berfikir serta meningkatkan skill seorang individu.  Dengan pendidikan yang maju akan dihasilkan manusia-manusia yang memiliki kualitas dan kompetensi tinggi.  Dengan kualitas dan kompetemsi tinggi mereka akan mampu untuk kreatif dan inovatif dalam mengatasi berbagai permasalahan yang dialami dirinya maupun yang dialami masyarakatnya, bahkan bangsa dan negaranya.  Hadirnya orang-orang kreatif dan penuh inovasi akan melahirkan penemuan-penemuan baru ( invention ), yang membuat kerja manusia menjadi makin efektif, efisien dan ketika hasil penemuan baru mereka diterapkan maka akan melahirkan bentuk-bentuk kemajuan baru, terjadi perubahan sosial di masyarakat.  Sebagai contoh : penjualan tiket secara online melalui tiket.com membuat orang tak perlu lagi harus menginap, mengantri berjam-jam di tengah panas dan hujan untuk menyaksikan sebuah pertandingan bola atau sebuah konser musik, tetapi cukup buka smartphone , tablet atau laptop mereka bisa pesan dalam hitungan menit.  Dan tiket.com dapat menyelesaikan puluhan ribuan pemesan dalam waktu hitungan menit.  Sehingga, hadirnya tiket.com, menguntungkan bagi pembeli, pelaksana pertandingan, kepolisian pun tak perlu patrol untuk mencegah kerusuhan.
2.       Sikap menghargai karya orang lain.
Sikap menghargai karya orang lain sangat penting bagi suatu masyarakat, bukan saja sebagai sebuah motivasi bagi orang yang berkarya, tetapi, hasil karya memberi manfaat orang banyak, kemanfaatan inilah yang harus dihargai lebih lagi, karena tanpa orang-orang yang mau berkarya, maka perubahan-perubahan sosial tak akan terjadi .  Kehidupan menjadi stagnan, tidak berkembang, tidak  mengalami  perubahan-perubahan sosial.
3.       Sikap terbuka masyarakat
Masyarakat yang tertutup sangat sulit  untuk berubah.  Mereka akan mencurigai apapun yang dianggap mengganggu keyamanannya.  Mereka ingin mempertahankan adat tradisi yang ada, Namun, didalam masyarakat ada sekelompok orang yang selalu tak puas dengan keadaan.  Mereka ingi ada perubahan-perubahan sosial.  Mereka sangat terbuka terhadap budaya baru, keadaan baru. Mereka ingin terjadi perubahan sosial didalam masyarakatnya.
4.       Keinginan untuk merubah keadaan
Kehidupan  yang miskin, susah, serba terhalang membuat prustasi.  Orang-orang yang frustasi terhadap keadaan diri dan masyarakatnya ingin mengubah keadaan dirinya maupoun masyarakatnya.  Ia ingin hidup mapan dan tak kesusahan.  Ia ingin masyarakatnya maju dan sejajar dengan kebudayaan dan kualitas serta kompetensi masyarakat lain.  Mereka ingin perubahan sosial yang menguntungkan mereka.
5.       Penduduk yang heterogen
Penduduk yang homogeny dengan wawasan dan keterampilan yang homogeny akan sulit menerima hal-hal baru.  Mereka berusaha mempertahankan apa yang ada. Dan pasrah dengan yang ada.  Kondisi ini jelas tak mendorong perubahansosial.
Namun, datangnya masyarakat dari berbagai daerah, membuat penduduk tidak lagi homogeny.  Para pendatang membawa keahlian mereka dan akhirnya memberi warna dan perubahan pada penduduk local.  Bahkan terjadi tukar menukar budaya dan keahlian.  Terjadinya akulturasi, asimilasi membuat setiap orang berupaya melakukan perubahan diri dan keluarganya, pada akhirnya mendorong perubahan sosial di masyarakat.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4.       Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.

5.       Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah Surga.  Solo: Al Kamil Publishing,  2013

2015/11/07

Dilema Sampah Perkotaan di Indonesia

DILEMA SAMPAH  PERKOTAAN  Di INDONESIA

Nenek moyang Indonesia selalu berusaha untuk selaras dan serasi dengan lingkungan. Mereka berusaha membuat rumah dan lingkungan mereka serba bersih, asri bebas sampah.  Mereka berusaha menyapu dalam rumah dan luar rumah sebersih mungkin dan tak ada sampah tersisa. Lengkap dengan tanaman obat-obatan dan sayuran.
Kebersihan tidak sebatas dirumah dan pekarangan rumah,  mereka juga melakukan pemeliharaan lingkungan kampong mereka melalui kerja bakti tiap jum’at pagi yang diadakan minimal sekali dalam sebulan.Kini, Indonesia sedang bertransformasi menjadi Negara industry baru, menjadi macan Asia, seperti Korea Selatan, Singapore, Taiwan, RRC.  Berbagai kawasan industry dengan  berbagai pabrik yang memproduksi beraneka barang berdiri diberbagai kawasan Indonesia.  Berbagai industry jasa juga terus berkembang dan jumlahnya makin banyak hingga makin kompetitif. <a href=http://www.Myhistoryofleadership.blogspot.com>pindah</a>.

Namun, modernisasi yang dilakukan tidak hanya memberi gambaran yang menyenangkan, berbagai masalah sosial bermunculan.  Dari banyaknya pengangguran akibat low skill hingga masalah dengan berbagai dampak buruknya.Kota Bandung yang dizaman colonial disebut sebagai Paris van Java, beberapa tahun lalu dikenal sebagai Bandung lautan sampah.  Namun, tak hanya Bandung, Jakarta, Bekasi, Tanggerang dan banyak kota lainnya, termasuk kota kecil seperti Cikampek juga menghadapi problem sampah. <a href=http://www.sejarahcikampek2.blogspot.com>pindah</a>.

2015/11/04

SYARAT-SYARAT MODERNISASI

Negara dibangun untuk membentuk kerjasama nasional yang bertujuan mencapai kemakmuran bersama.  Namun, dinegara yang belum modern, banyak terjadi, pembangunan tidak untuk semua rakyat, tetapi hanya untuk menguntungkan segelintir penguasa, pengusaha dan sejumlah wanita peliharaannya.

Namun , pembangunan dalam Negara modern, dalam Negara yang demokratis, pembangunan dijalankan untuk kepentingan semua lapisan masyarakat dan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi atau disebut modernisasi.  Modernisasi dilakukan sebagai jalan cepat memakmurkan rakyat.

Pembangunan  dilakukan untuk mencapai kemakmuran.  Namun, pembangunan membutuhkan modernasi atau penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi.  Tanpa modernisasi sangat sulit mencapai kemakmuran, apalagi bila kekayaan alam sedikit, sumberdaya manusia kurang berkualitas, maka kemakmuran akan sangat sulit untuk diraih.

Modernisasi memang membutuhkan beberapa syarat, yaitu :

2015/10/30

Nilai-Nilai Sosial

Sosiologi untuk Semua Nilai-Nilai Sosial Indonesia sebagai Negara pluralis tidak saja dengan beragam budaya, bahasa, kesenian, adat istiadat, tetapi juga kaya dengan berbagai nilai dan norma sosial didalam masyarakatnya. Sebuah kekayaan yang luar biasa dan warisan dari proses perjalanan panjang memperadabkan diri semua suku di Indonesia.
 Namun, kekayaan yang luar biasa ini menyimpan bom waktu sosial yang bila tak dikelola dengan baik akan menjadi sangat menghancurkan dan mengancam eksistensi bangsa Indonesia sebagai sebuah nation. Ada lebih 300 suku hidup di tanah air Indonesia. Mereka memproduksi kebudayaan masing-masing. Mereka membangun consensus-konsensus nilai dan norma untuk menciptakan keteraturan sosial didalam sukunya, bahkan dengan suku-suku disekitarnya. Musyawarah dan gotong royong menjadi dasar pembentukan nilai-nilai sosial yang mereka bangun dengan tujuan terciptanya masyarakat yang sejahtera, aman sentosa .
Perbedaan diantara system nilai membutuhkan tata kelola yang baik untuk menghindari konflik horizontal antar suku. Banyak kasus kerusuhan di Indonesia didasari perbedaan system nilai antar suku yang berbeda bahkan dalam suatu suku sendiri. Pemerintahan Orde Baru menekankan setiap pilihan hidup warga Negara Indonesia jangan sampai menimbulkan konflik suku, agama , ras dan antar golongan.
 Doktrin falsafah hidup berdasarkan Pancasila yang menekankan persatuan dalam keanekaragaman dilakukan secara massif dengan tujuan mencegah konflik nilai-nilai sosial antar suku, antar ras, antar golongan. Berikut ini adalah beberapa jenis nilai sosial, yaitu :
1. Nilai material, nilai material adalah nilai sebuah benda, masyarakat modern menghargainya dalam bentuk besaran nilai uangnya, dalam dollar , euro, rubel atau dalam rupiah. Contohnya sebuah Smartphone di hargai Rp. 5.000.000,-

2015/10/29

DISORGANISASI KELUARGA


Masyarakat kerap dikejutkan dengan trending topic berita media massa dan media sosial yang mengabarkan sebuah keluarga selebritis terkenal bercerai. Mereka menyangka pasangan suami istri ganteng cantik, kayaraya, harmonis, serasi, saling mencintai, akan menjadi pasangan yang awet sampai tua. Tetapi , masyarakat kemudian menjadi terperangah ketika, pasangan ideal, saling menyalahkan dan mengajukan perceraian kekantor pengadilan agama.
 Masyarakat kerap menganggap keluarga selebritis yang kaya, terkenal, ganteng-cantik sebagai sebuah wujud ideal awal sebuah kelurga bahagia. Lahirnya anak dari pasangan selebritis yang dianggap ideal menjadikan sebuah sample penghuni surga.
 Padahal , yang ideal , sebuah Keluarga bahagia terpancar dari komunikasi yang efektif, hubungan akrab antar anggotanya, saling menyayangi dan mencintai serta saling melindungi, yang diwarnai canda tawa, cahaya kebahagian dari seluruh anggotanya.
Keluarga merupakan satuan sosial laki-laki dan perempuan yang terikat perkawinan. Melalui perkawinan terbentuk keluarga baru. Melalui perkainan jalinan kasih, cinta dan saya ditautkan secara syah dan halal. Melalui perkawinan dua keluarga besar dibangun silaturahminya, persaudaraannya, ikatannya. Perkawinan merupakan sebuah ciri dari tingkat keberadaban dan keadaban manusia, yang membedakannya dari binatang. Karena binatang tak butuh upacara perkawinan untuk memiliki keturunan. Binatang tak memerlukan budaya kontrak legal formal secara religious atau akad nikah. Hanya manusia yang memiliki tradisi akad nikah dan rangkaian upacara pernikahan yang mempertemukan dan menjalinkan ikatan persaudaraan dua keluarga besar hingga lahir keturunan yang memperkuat dua keluarga besar, khususnya ikatan Suami dan Istri.
  Keluarga baru tersebut kemudian memiliki keturunan atau anak. Mereka membentuk keluarga inti. Keluarga yang terdiri dari ayah ibu dan anak. Hadirnya seorang anak membuat sang suami dan sang istri menjadi Bapak dan Ibu bagi anaknya. Ada tanggungjawab baru,yang menjadi tugas suci kedua orangtua terhadap anaknya. Secara sosiologis Keluarga menjalankan fungsi penting bagi anak-anak , yaitu :
1. Mengajarkan dan mendidik dengan landasan nilai dan norma agama serta etika berperilaku di masyarakatnya. Anak sebagai ciptaan Tuhan yang ditipkan keorangtuanya membuat orangtua punya tanggung jawab suci menjadikan anaknya manusia religious dan lurus dijalan hidup yang didesain Sang Maha Pencipta.
2. Mengurus anak dari segi jasmani sehingga tumbuh sehat. Masa anak dalam kandungan, masa bayi, masa kanak-kanak, masa anak dan remaja, seorang anak membutuhkan bantuan orangtua untuk membesarkan fisiknya dan mampu bersaing dan mempertahankan dirinya dari berbagai ancaman yang dating kepadanya.
3. Mengubah anak-anak menjadi manusia yang mampu bermasyarakat dan hidup ditengah-tengah masyarakatnya dengan peran yang signifikan. Dengan diberi makan bergizi Anak tumbuh menjadi dewasa secara fisik. Tetapi, sebagai manusia ia tidak hanya harus besar tetapi juga memiliki kedewasaan sosial. Ia harus punya simpati dan empati terhadap lingkungan sosialnya. Ia harus memberi peran tertentu bagi peningkatan kualitas lingkungan sosialnya.
 Dalam hidup, diawal – awal perkawinan , sebuah pasangan pengantin terlihat yang saling mencintai, sangat harmonis, pasangan ideal, kemana-mana berdua dan selalu mesra. Tetapi, perjalanan waktu kerap menyatakan hidup tak selalu lurus, datang berbagai masalah, hadirnya orang ketiga, kehilangan pekerjaan, sakit dll datang , bahkan ketika” anak “ menjadi sumber masalah , anak menjadi penguji si pasangan ideal.
 Masalah yang datang bertubi-tubi memunculkan rasa frustasi, saling curiga, saling curiga, saling meremehkan, saling mencela, perang dingin,bosan terhadap pasangan nikah dan akhirnya muncullah retak-retak sikap, retak-retak komunikasi, cinta menurun, kasih sayang merosot tajam, anak terabaikan, perpecahan mengancam. Keluargapun mengalami disorganisasi. Ketika anak tumbuh dan makin berfikir, maka kehidupan orangtuanya menjadi potret besar yang terus selalu dilihat dan dibacanya, termasuk disorganisasi dalam keluarganya.
 Apalagi ketika perhatian dan komunikasi dari keduanya tak sesempurna yang diinginkannya, maka, konflik menjadi konflik segitiga dan bila tak ditangani maka perpecahan dalam bentuk perceraian manjadi solusi yang dibenci siapapun. Termasuk oleh keluarga inti tadi. Dan akhirnya sang anak menjadi korbannya.
 Sumber Pustaka :
1. Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2. Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009
3. Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007
4. Siti Waridah dkk. Antropologi untuk SMU kelas 3. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
5. Asadullah Al Faruq. Ketika Keluarga tak seindah Surga. Solo: Al Kamil Publishing, 2013

2015/10/26

Memudarnya Norma Agama !

Media massa sering mengungkapkan banyak kasus pelecehan seksual, kasus criminal, kasus-kasus korupsi.  Reaksi masyarakatpun beragam.  Muncul pro kontra.  Tetapi, secara umum masyarakat tidak suka terhadap berbagai bentuk perilaku menyimpang yang ada dilingkungan dan di zamannya.
Munculnya perilaku menyimpang yang semakin massif sangat memprihatinkan semua lapisan masyarakat.  Para pelaku kerap berkilah sedang khilaf, sedang lupa.  Bahkan berargumen tidak tahu dengan nilai dan norma yang benar.
Dari kasus-kasus penyimpangan sosial, terjadinya kasus tersebut bukan sekedar akibat pergeseran nilai-nilai akibat adanya pembangunan, tetapi lebih merupakan factor sosialisasi nilai dan norma masyarakat yang sangat kurang.  Banyak orangtua yang kurang menanamkan pemahaman dan praktik nilai dan norma hidup yang benar kepada anak-anaknya. 
Banyak orangtua yang memberi contoh pelanggaran terhadap berbagai nilai dan norma masyarakat, misalnya norma perkawinan antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan yang seharusnya  melalui akad nikah dan serangkaian upacara perkawinan terlebih dahulu.  Bukan berzina atau kumpul kebo, free sex atau bentuk perilaku binatang laiinya .  Sosialisasi norma-norma agama yang kurang dapat terjadi karena :
1.       Pemahaman orang tua yang dangkal terhadap ajaran agama yang dianutnya membuat orang tua tak bisa mensosialisasikan norma-norma agama ke anak keturunannya.  Sehingga, anak tidak tahu norma agama dan bentuk perilaku norma agama dalam kehidupan dirumahnya dan ditengah-tengah masyarakat.  Orangtua tak memberi contoh . Banyak orang tua tak mampu memberi argument yang pas tentang sebuah norma.
2.       Ideologi orang tua yang tidak merujuk kepada norma agama atau menganut ideology sekuler membuat norma agama tidak dijadikan rujukan dalam kehidupan sehari-hari.  Sikap tidak kritis terhadap ideology sekulernya membuat ia menganggap norma-norma agama sebagai hal yang menyimpang dari norma-norma ideology sekulernya. Sebagai contoh sholat merupakan kewajiban bagi penganut ideology islam, sholat berjamaah sangat baik bagi sebuah keluarga untuk mendekatkan psikologi sosial keluarga,  tetapi tak perlu sholat bagi penganut ideology sekuler.
3.       Lingkungan sosial yang rusak dapat menyebabkan sosialisasi norma-norma agama banyak mendapatkan hambatan, akibatnya Sosialisasi tidak berjalan optimal.  Nilai dan norma tak bisa disampaikan secara efektif.  Penguasaan nilai dan norma tidak optimal.  Anak kehilangan arah dan mencari kompensari diluar rumah kedalam perilaku yang menyimpang dari nilai dan norma yang dinut masyarakatnya. 
4.       Perubahan lingkungan politik.  Pergantian pemerintahan dapat menyebabkan lancar dan tidaknya sosialisasi norma-norma agama di Masyarakat.  Pada  kasus di Uni Sovyet ( sekarang Rusia ), mendirikan mesjid dan pengajaran norma-norma agama Islam di sekolah-sekolah Islam sangat dilarang, keberadaan sekolah Islampun dilarang, bahkan banyak mesjid dirubah jadi kandang sapi, jadi gudang dll.  Sehingga, proses sosialisasi norma-norma agama tidak dapat dilaksanakan secara sistematis dan disisi lain anak didoktrin oleh ajaran ideology komunisme yang normanya tidak sesuai dengan norma-norma Islam.  Di Negara-negara barat ( Inggris, Jerman )pelarangan, setidaknya hambatan-hambatan administrative masih terjadi dan mengurangi sosialisasi norma-norma agama. Kasus sebaliknya di Iran, setelah revolusi Islam, Negara berubah menjadi Negara Islam, maka melalui berbagai lembaga, khususnya lembaga –lembaga pendidikan,norma-norma islam disosialisasikan secara massif.
5.       Tidak adanya kemasan yang menarik dan event yang sesuai untuk banyak melakukan sosialisasi norma-norma agama. Kalaupun ada hanya selama bulan ramadhan. Kehidupan orangtua yang materialistic membuat sosialisasi norma-norma agama tidak maksimal. Sebaliknya,  budaya sekuler yang ditayangkan melalui media masa dan media sosial merajalela.   Kondisi ini membuat daya tarik norma-norma agama bagi generasi muda memudar.

Sumber Pustaka :
1.       Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013
2.       Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009

3.       Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007

2015/10/22

Pergeseran Nilai

PERGESERAN NILAI

Negara dididirikan untuk mencapai tujuan bersama.  Semua warga Negara mengnginkan hidup aman tentram, makmur, selaras dan serasi satu dengan lainnya.  Dan untuk mencapai tujuan bersama dilakukanlah berbagai macam pembangunan  diberbagai bidang kebutuhan manusia.
Untuk mencapai tujuan pembangunan dengan cara yang lebih cepat dan efisien serta dapat dilaksanakan dengan matang dan akurat maka digunakanlah ilmu pengetahuan dan teknologi.  Ilmu Pengetahuan dan teknologi dapat membantu menusia bekerja mencapai tujuaannya dengan cara yang paling masuk akal dan mudah diperbaiki serta mudah dikembangkan.
Penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi atau disebut Modernisasi sebagai sebuah model pembangunan telah berhasil dan mengubah Negara-negara Eropa , Jepang, Taiwan, Hongkong, Korea Selatan menjadi Negara yang kaya, makmur dan sangat maju.  Jepang berubah dari Negara feudal dengan para rezim Daimyo didaerah serta Tenno di pusat menjadi Negara modern yang sangat mengagumkan.
Jepang di Asia, Inggris, Jerman, Perancis di Eropa menjadi model  pembangunan bagi Negara-negara Asia dan Afrika serta Amerika latin.
Belajar dari Negara-negara maju tersebut ,  kegiatan pembangunan membutuhkan sumberdaya manusia yang berkualitas tinggi, teknologi tepat guna dan canggih, serta  modal yang kuat.  Namun, Negara-negara Asia, Afrika, Amerika Latin bahkan Eropa Timur umumnya kedodoran di tiga modal dasar tersebut.

PERILAKU MENYIMPANG


Seorang anak usia 9 tahun diketemukan sudah menjadi mayat dalam bungkus kardus dan sebelum wafatnya mendapat perlakuan tidak pantas oleh pelaku.  Pemberitaan dimedia massa dan media sosial yang sangat massif membuat Masyarakat tersentak mendengar berita tersebut.  Makin tersentak lagi ketika kepolisian mengungkap kasus tersebut, ternyata pelaku bukan orang jauh, orang yang sudah dikenal dalam lingkungan keluarga korban. Pelaku adalah figure yang biasa melakukan perilaku menyimpang. <a href= pergeseran nilai ,  http://www.sosiologicikampek2.blogspot.com>pindah</a>.
Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai bentuk perilaku yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang sehat , rasional dan berlaku didalam masyarakat yang normal .  Bentuk perilaku yang melanggar ajaran agama, dan dicap sebagai sebuah perbuatan dosa.

Banyak bentuk perilaku menyimpang yang ada dan terjadi di  masyarakat,tidak saja didalam masyarakat sekarang tetapi jauh sebelumnya, pada zaman para Nabi bentuk perilaku menyimpang sudah terjadi seperti manusia yang mengaku sebagai Tuhan, pola hidup homoseks, pola hidup lesbian, pola hidup heterosexual, merampok, maling, menipu, pelacuran, materialistic, konsumerisme, gangster, mafia, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dll.  Belum lagi penyimpangan yang berasal dari sifat manusia seperti iri, dengki, ria, sombong dll.

Perilaku menyimpang  terjadi disebabkan beberapa hal, diantaranya :

2015/10/12

Unsur Kebudayaan Universal


Sejak Adam as dan Siti Hawa diturunkan kemuka bumi oleh Allah swt, Sang Pencipta, maka dimulailah peradaban manusia. Dari generasi kegenarasi manusia membangun kebudayaannya. Berbagai system nilai , system norma, berbagai peralatan hidup diciptakan manusia. Bukan sekedar untuk kepentingan praktis dalam upaya pemenuhan kebutuhan mereka, tetapi, untuk menunjukkan tingkat kemajuan peradaban dan kebudayaan mereka. 
Tantangan hidup, persaingan hidup dan garis nasib mereka membawa mereka untuk menyebar keberbagai penjuru dunia. Mereka membentuk ras, etnis, klan, kelompok-kelompok sosial. Mereka membangun kebudayaan mereka sesuai kondisi lingkungan, sesuai tantangan dan sesuai dengan pengetahuan dan kecerdasan sumber daya manusia yang dimilikinya. Akibatnya, kebudayaan mereka menjadi tampak berbeda satu dengan lainnya. 
Alqur’an menganjurkan agar manusia berjalan-jalan dibumi untuk saling mengenal satu dengan lainnya. Dalam konteks tersebut, tentu Alqur”an mengajarkan kepada ummat manusia untuk saling belajar kelebihan dan kekurangan satu dengan lainnya, untuk saling menyempurnakan kemanusiaannya. 
Dalam mempelajari kebudayaan dari ras, suku, klan, kelompok-kelompok sosial, terdapat 7 unsur universal yang selalu ada dalam kebudayaan mereka, yaitu :
 1. Sistem kepercayaan Sistem kepercayaan selalu dimiliki oleh setiap masyarakat, dari masyarakat yang paling sederhana sakalipun. Bahkan manusia modern yang telah dilengkapi hidupnya dengan teknologi canggih tetap percaya terhadap adanya kekuatan luar biasa yang menciptakan dirinya dan alam semesta ini. Dari kepercayaan terhadap adanya kekuatan gaib penghuni laut, penunggu gunung, penghuni pohon besar dll hingga kepercayaan terhadap adanya Tuhan yang bersumber dari pemikiran nenek moyang mereka ( agama bumi ), atau kepercayaan terhadap adanya Tuhan yang berasal dari wahyu Tuhan, seperti agama Islam, Kristen, HinduBudha dll. 
2. Sistem organisasi sosial Organisasi sosial masyarakat berbeda-beda pada masyakat sederhana, menengah hingga yang pada masyarakat modern. Dalam kelompok-kelompok sosial kecil, selalu ada ketua suku, dukun atau tabib dan pemimpin upacara. Bahkan tiga posisi ini kerap dirangkap oleh satu orang. Pada masyarakat menengah seperti pada masyarakat pedesaan terdapat banyak organisasi. Setidaknya ada struktur organisasi Kelurahan atau desa, struktur organisasi Majlis taklim dll. Pada masyarakat modern, sebuah perusahaan multinasional memiliki oragniasasi sosial dengan banyak posisi elit, banyak posisi level menengah, banyak posisi keahlian dengan ribuan anggota, sehingga sangat kompleks sekali. 
3. Sistem bahasa. Bahasa dimiliki banyak ras dan suku bangsa, bahkan sebuah suku bukan hanya punya bahasa persukunya, tetapi bahasa sukunya dibagi kedalam banyak dialek sesuai daerahnya. Di Jawa barat, secara umum menggunakan bahasa Sunda, tetapi bahasa Sunda orang Karawang akan berbeda dengan cara pengucapan bahasa sunda orang Bogor, Orang Banten, Orang Bandung, Cianjur dll. 
4. System mata pencaharin Mata pencaharian paling tradisional adalah berburu dan meramu, kemudian berladang, kemudian muncul lagi profesi perundagian atau manufaktur, akhirnya sesuai dengan kemajuan peradaban manusia muncul ribuan pekerjaan baru yang menjadi sumber mata pencaharian. Bila dulu orang tinggal ambil cacing ditanah sekarang orang harus membeli cacing dari orang yang berprofesi beternak cacing . 
 Zaman makin modern , spesialisasi keahlian makin bertambah maka mata pencaharian juga terus bertambah seiring kebutuhan masyarakat modern. 5. System ilmu pengetahuan Pengetahuan manusia terus bertambah dari pengetahuan membuat kapak batu, membuat api dari menggesekkan batu hingga ke penggunaan teknologi nuklir untuk berbagai keperluan. 
 Peradaban manusia yang kian maju membuat manusia makin terdidik. Manusia yang terdidik makin berfikir bagaimana membuat hidup lebih mudah dan teknologi apa yang menjadi pembantu pemenuhan kebutuhan hidup manusia. 
6. System kesenian Kebutuhan jiwa manusia akan rasa keindahan, kenyamanan mendengarkan music yang menentramkan hati telah membuat menusia berkreasi membuat alat musiknya, tetapi juga menciptakan berbagai jenis music dan cara menyanyikan atau cara mengekpresikan rasa seninya. Karena itu, setiap suku akan memiliki system kesenian, betapapun sederhananya alat music yang mereka perlihatkan , perdengarkan. 
7. System peralatan dan perlengkapan hidup ( teknologi ). Cita-cita manusia sangat tinggi. Keinginan manusia sangat banyak. Satu terpenuhi muncul kebutuhan lainnya, sehingga diciptakanlah peralatan yang memudahkan mereka memneuhi semua kebutuhan hidupnya, maka terciptalah teknologi buatan manusia. 
Namun, ketidakpuasan terhadap teknologi yang mereka ciptakan membuat mereka berusaha membuat yang lebih canggih lagi, lebih canggih lagi. Kondisi ini memungkinkan teknologi hadir terus menerus dengan kian canggih dan kian rumit atau kian mudah untuk digunakan. 

Sumber Pustaka : 
1. Idianto Muin. Sosiologi untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga, 2013 
2. Suhardi dkk. Sosiologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,Depdiknas,2009 
3. Drs. Taufiqurrohman Dhohiri dkk. Sosiologi, suatu kajian kehidupan masyarakat. Jakarta: Yudhistira, 2007

Dampak Covid 19 dibidang pendidikan